Dubes Ibnu Hadi Beber Jurus Lockdown Corona COVID-19 Vietnam Bisa Nol Kematian

Dubes RI di Vietnam bercerita pengalaman dua minggu lockdown akibat Virus Corona COVID-19 di Vietnam.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Apr 2020, 18:26 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 18:24 WIB
Dubes RI untuk Vietnam Ibnu Hadi.
Dubes RI untuk Vietnam Ibnu Hadi. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Hanoi - Vietnam akan segera menyelesaikan lockdown  nasional yang berlangsung antara 1 April hingga 15 April. Pemerintah Vietnam menyebut kebijakan ini sebagai gerakan restriksi sehingga menutup bisnis dan membatasi kegiatan masyarakat. 

Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi, bercerita mengenai banyak hal terkait kebijakan tersebut. Satu hal yang membuatnya terkesan adalah kepatuhan masyarakat dan kecepatan pemerintah dalam bertindak. 

"Sejak awal itu mereka selalu in close coordination with WHO. WHO punya kantor juga di sini, jadi segala advice yang disampaikan WHO saya berpikir Vietnam langsung menerapkan, sehingga mereka mendapat pujian dari WHO," ujar Dubes Ibnu Hadi kepada Liputan6.com, Senin (13/4/2020).

Pemerintah Vietnam yang sentralistis juga dinilai membantu dalam eksekusi kebijakan. Alhasil, perdebatan terkait kebijakan lockdown tak berlangsung lama.

"Jadi once it is decided, semua bergerak. Jadi kebijakannya cepat di lapangan, dan itu mungkin yang membantu sehingga kasusnya tidak banyak merebak," ungkapnya. 

Berikut rangkuman wawancara Liputan6.com dan Dubes Ibnu Hadi situasi lockdown di Vietnam melalui teleconference:

Pengalaman Lockdown

Seorang penjual berjalan melewati jalan sepi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19 di Hanoi Vietnam pada 26 Maret 2020. (Nhac Nguyen / AFP)
Seorang penjual berjalan melewati jalan sepi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19 di Hanoi Vietnam pada 26 Maret 2020. (Nhac Nguyen / AFP)

1. Kondisi di Vietnam sudah hampir selesai karantina. Bagaimana kondisinya sehari-hari semasa karantina?

Sehari-hari di sini sejak ditetapkan tanggal 1 sampai 15 april di mana decree perdana menteri itu basically adalah melakukan restriksi terhadap kegiatan dan restriksi terhadap mobilitas, sehingga konsekuensinya kegiatan ekonomi, kegiatan bisnis, itu hampir seluruhnya setop. Kegiatan transportasi juga setop. Jadi sehari-hari sepi di sini. Kendaraan umum berhenti, tidak berjalan.

Masyarakat kalau kita keluar rumah memang hanya boleh keluar untuk urusan beli bahan makanan, ke supermarket, groceries, atau apotek atau urusan yang sifatnya kebutuhan kita yaitu perbankan, dan jasa pemerintah. Rumah sakit atau klinik. Saya rasa itu yang dibuka, yang lain tutup semua.

Bahkan kita jalan tanpa tentu arah, kadang-kadang didatangi petugas ditanya mau kemana, kalau jawabannya enggak jelas disuruh pulang. Jadi sini cukup ketat.

2. Apakah ada sanksi?

Harus pakai masker. Itu kalau tidak pakai masker, kena sanksi. Kemudian berkumpul tak boleh lebih dari dua orang, petugas kalau melihat akan disuruh untuk berpisah.

Yang jelas sanksi kalau dia buka toko, ketahuan buka toko itu bisa kena penalti kemudian transportasi berhenti, hotel-hotel tidak menerima turis-turis asing, jadi basically hotel-hotel banyak yang tutup.

3. Untuk pelayanan KBRI Hanoi apakah terganggu dengan karantina ini?

Jadi kedutaan asing di sini bervariasi. Ada yang totally close, jadi mereka melakukan working from home, kemudian masalah kekonsuleran itu by appointment, ada juga ada kedutaan yang mempersingkat jam kerja yang tadinya sepenuh hari jadi setengah hari, kemudian ada juga kedutaan yang separuh-separuh, jadi ada yang work from home, tapi yang basic untuk masyarakat tetap dibuka, meski ada keterbatasan seperti dengan appoinment.

KBRI, so far, kita tetap buka seperti biasa karena kita fokus lebih pada perlindungan masyarakat sekaligus juga mengikuti kebijakan pemeritah-pemerintah Vietnam.

Masyarakat Indonesia di sini ada 1.000 orang tersebar di Hanoi dan Ho Chi Minh City, dan sekitarnya. Di Hanoi City ada sekitar 300 orang. 

Dampaknya, sejak 1 April pesawat berhenti semua, sehingga ada beberapa WNI yang stranded.

WNI yang Terjebak dan Rapid Test Massal

Potret Tertibnya Warga Vietnam Antre Tes Covid-19
Penduduk memakai masker mengantre dengan tertib saat akan mengikuti pengujian Covid-19 di pusat pengujian dekat rumah sakit Bach Ma, Hanoi, Vietnam (31/3/2020). Warga Vietnam antusias mengikuti tes Covid-19 dengan tertib di tengah masifnya penyebaran Covid-19 di dunia. (AFP/Manan Vatsyayana)

4. Apa tindakan KBRI Hanoi terhadap WNI yang terjebak?

Karena masyarakat kita tak banyak jadi, basically, kita bisa menangani. Yang kita lihat sekarang ini masalahnya diakomodasi karena mereka tertahan sampai satu bulan. Minimal dua minggu sampai satu bulan. Jadi kita siapkan akomodasi, kita kerja sama dengan perusahan Indonesia di Vietnam, jadi kita siapkan akomodasi gratis dan konsumsi, selain informasi dan sebagainya.

Sebagai informasi, ada 31 kru kapal yang terdampar di sini mereka sudah ada sampai satu bulan, karena pas kapalnya masuk ada restriksi. Mereka tertahan hampir 1 bulan. Alhamdulillah, mereka tidak kena COVID, mereka sudah melalui masa karantina. Kemarin mereka baru bisa turun ke jalan, kita fasilitasi, kita komunikasi.

Mereka sekarang di hotel. Mudah-mudahan tanggal 15 sudah bisa pulang dengan Korean Airlines.

5. Apa nama kapalnya?

Kapal namanya Gloria Galaxy dan Pacific Legend. Itu kapal berbendera Panama, tapi milik Korea, dan kebetulan kapalnya dalam transfer kepemilikan kepada perusahaan Vietnam.

Jadi enggak ada masalah dalam pembayarannya, kontraknya tidak ada masalah, segala hak dan kewajiban diberikan, cuman terbentur COVID-9 sehingga mereka harus dikarantina.

5. Di Vietnam apakah ada rapid test massal?

Jadi di sini rapid test dilakukan begitu orang itu melakukan keluhan. Misal dia ke dokter, dan begitu dokternya menyebut dia dicurigai, langsung dikirimi ke rumah sakit yang tes.

Jadi tak ada khusus satu daerah yang diadakan tes.

6. Apakah ada WNI yang mengikuti tesnya?

Enggak ada. Dan, so far, enggak ada WNI yang tak kena COVID-19. Yang dicurigai ada.

Jadi artinya, pas dia tiba, ada traveler datang ke Vietnam pas diukur temperaturnya lebih dari 37, terus dia harus dikarantina. Orangnya protes karena merasa tak ada apa-apa, tapi memang 14 hari harus dilalui dan kami juga menyadarkan traveler tersebut, "Bu dipenuhi saja aturan itu, karena bila sebelum 14 hari ibu keluar lalu ibu keluar kemudian ada COVID, kan merugikan pihak-pihak lain."

Alhamdulillah, dia tidak apa-apa.

Bantuan Bagi Rakyat

Potret Tertibnya Warga Vietnam Antre Tes Covid-19
Penduduk memakai masker mengantre dengan tertib saat akan mengikuti pengujian Covid-19 di pusat pengujian dekat rumah sakit Bach Ma, Hanoi, Vietnam (31/3/2020). Warga Vietnam antusias mengikuti tes Covid-19 dengan tertib di tengah masifnya penyebaran Covid-19 di dunia. (AFP/Manan Vatsyayana)

7. Apakah pemerintah Vietnam memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang terdampak Virus Corona?

Jadi ini ada serangkaian kebijakan yang dilakukan oeh pihak Vietnam terakhir karena dari tangal 1 sampai 15 belas semua kegiatan berhenti, itu pemerintah Vietnam memberikan kebijakan membantu yang sifatnya keuangan.

Kaum miskin atau usaha rumah tangga yang harus tutup karena kebijakan pemerintah harus memnerima 1 juta Vietnam dong per bulan pada caturwulan II. Itu hampir Rp 650 ribu.

8. Bagaimana perusahaan restoran Indonesia di Vietnam?

Restoran ada satu di sini namanya Batavia Restaurant. Alhamdlillah, tidak kecil, cukup besar. Memang cukup terpukul dengan adanya kebijakan ini. Tapi yang terpukul bukan hanya Batavia, semua restoran harus tutup.

Jadi mereka mengandalkan order sama seperti di Indonesia. Dan, so far, tenaga kerja belum ada yang diberhentikan, sebagian dari Indonesia, mungkin ada penyesuaian dengan gaji.

Penerbangan Ke Vietnam

Ilustrasi pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

8. Kapan masyarakat bisa aman beribur ke Vietnam?

Mungkin terlalu pagi untuk membahas ini. Jadi beberapa perusahaan penerbangan sudah mengambil ancang-ancang. Jadi tanggal 16 mereka sudah menganggp diri bisa terbang. Tadi saya sempat bicara dengan salah satu pimpinan Vietjet, maskapai swasta Vietnam.

Mereka bilang mulai mingu depan mereka mulai terbang ke Jakarta melalui Ho Chi Minh City, mungkin kita tawarkan ke WNI yang mau pulang. Saya sedang membicarakan harga tiketnya.

Jadi artinya kalau maskapai penerbangan sudah bisa berjalan berarti dia bisa membawa orang luar ke Vietnam. Nanti kita akan lihat kebijakannya bagaimana.

Sekarang saya dengar di kabinetnya Vietnam mulai ada pertemuan. Apa sih dampak dari 15 hari yang mereka lalui yang hampir selesai?  Apakah 15 April mereka selesai kembali normal. Kalau normal kan penerbangan buka, bisnis oke, restoran oke.

Atau kedua opsinya mungkin masih sepenuhnya normal, tapi tidak se-restricted yang sekarang terjadi.

Ketiga adalah opsinya bisa saja jadi kita tentu saja full restriksi yang kita alami sekarang sampai dengan tanggal 30 april. Jadi menurut saya ada tiga opsi.

Feeling saya, mungkin diambil opsi kedua. Ini pendapat saya, kalau dia teruskan masa 15 hari yang kita alami sekarang ini, dampaknya akan cukup besar bagi para pelaku ekonomi, khususnya golongan ekonomi lemah.

Dampaknya juga bukan hanya itu, ke perusahaan-perusahaan besar, maskapai penerbangan, dan akhirnya berpengaruh ke pemerintah karena pemerintah harus memberikan bantuan langsung keuangan. Jadi dampaknya memang besar kalau diteruskan.

Apa Pelajaran Bagi Indonesia?

Potret Tertibnya Warga Vietnam Antre Tes Covid-19
Penduduk memakai masker mengantre dengan tertib saat akan mengikuti pengujian Covid-19 di pusat pengujian darurat di Hanoi, Vietnam (31/3/2020). Di pusat pengujian darurat ini petugas menyediakan fasilitas bangku kecil yang diberi jarak untuk pencegahan Covid-19. (AFP/Manan Vatsyayana)

9. Ada pesan khusus dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada KBRI Hanoi?

Bu Menlu memberikan pesan kepada semua perwakilan agar menangani WNI sebaik-baiknya. Kedua, patuhi ketentuan yang diberlakukan setempat karena akhirnya kebijakan setiap pemerintah tujuannya baik, jadi dua hal itu yang kami lakukan di sini.

Saya anggap bahwa kebijakan yang didalami pemerintah Vietnam cukup baik, buktinya belum ada korban yang meninggal, ya. Jumlah korban ada 262 kasus, sudah sembuh 144 orang. Jadi masih ada 118 kasus yang masih di rumah sakit. Belum ada yang meninggal, sehingga selintas cukup baik, jadi kami pesankan ke WNI diikuti saja.

10. Indonesia baru mulai masuk karantina, PSBB, mungkin apa yang bisa dicontoh dari Vietnam yang sudah lebih dulu melakukan karantina?

Menurut saya agak berbeda antara Vietnam dan Indonesia. Vietnam itu langsung berbatasan dengan China, jadi begitu di China ramai, mereka langsung waspada.

Jadi saya perhatikan seminggu sebelum hari raya Imlek atau tahun baru Lunar, tahun baru China yang jatuh pada 26 Januari mereka sudah ambil ancang-ancang. Di sini namanya Imlek kan banyak kemeriahan ada kembang api, ada perayaan, itu tidak ada. Langsung di-cut. Jadi tidak ada massa berkumpul.

Setelah itu mulai dikurangi kegiatan-kegiatan yang diorganisir pemerintah, dan berujung pada penutupan, restriksi mobilitas, dan restriksi aktivitas sampai 15 april. Jadi pemerintahnya cepat dan sangat ansitipatif.

Kedua, mereka sejak awal itu mereka selalu in close coordination with WHO. WHO punya kantor juga di sini, jadi segala advice yang disampaikan WHO saya berpikir Vietnam langusng menerapkan, sehingga mereka mendapat pujian dari WHO.

Yang ketiga, dia pemerintahannya sentralistis sehingga apa yang diputuskan pimpinan langsung bergerak ke tingkat paling bawah tanpa diskusi atau argumentasi. Jadi once it is decided, semua bergerak. Jadi kebijakannya cepat di lapangan. Dan itu mungkin yang membantu sehingga kasusnya tidak banyak merebak.

11. Bagaimana dari segi kepatuhan masyarakat?

Ini Vietnam adalah negara komunis sosialis. Nama resminya Republik Sosialis Vietnam, jadi negara di atas segala-galanya. Jadi rakyatnya patuh.

Cirinya negara sosialis komunis itu law enforcement-nya kuat, rakyat patuh, dan memang takut kepada aparat sehingga itu olahraga pagi saja begitu, didekati (oleh petugas) mereka langsung bubar saya lihat sendiri jadi patuh. Dan tidak banyak ada yang berbantah, semuanya mengikuti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya