Pemimpin Negara Eropa Kumpulkan Dana Untuk Penemuan Vaksin Corona COVID-19

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menguraikan rencana penggalangan dana untuk perlawanan ilmiah melawan COVID-19 pada Jumat lalu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Mei 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 06:20 WIB
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)

Liputan6.com, Brussels - Para pemimpin Eropa mendukung inisiatif dari Brussels untuk mengumpulkan dana 7,5 miliar Euro guna menemukan vaksin sebagai langkah menghadapi pandemi Corona COVID-19.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/5/2020), Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menguraikan rencana penggalangan dana untuk perlawanan ilmiah melawan Corona COVID-19 pada hari Jumat lalu.

Konferensi secara online akan diadakan untuk menutup celah dalam pembiayaan penelitian.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel memberikan dukungan mereka dalam surat terbuka yang diterbitkan di surat kabar akhir pekan.

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, dan Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, juga menandatangani dan semuanya memberikan dukungan mereka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menghadapi kritik AS tentang penanganan krisis tersebut.

Dana yang terkumpul digunakan untuk "memulai kerja sama global yang belum pernah terjadi sebelumnya antara ilmuwan dan regulator, industri dan pemerintah, organisasi internasional, yayasan dan profesional kesehatan", kata para pemimpin itu.

Tetapi mereka memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mengirimkan obat-obatan yang "tersedia, dapat diakses, dan terjangkau" di seluruh dunia.

"Jika kita dapat mengembangkan vaksin Virus Corona baru yang diproduksi oleh dunia, untuk seluruh dunia, ini akan menjadi barang publik global unik abad ke-21," tambah mereka.

Simak video pilihan berikut:

Tindakan Mendesak

Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Norwegia, Arab Saudi dan Komisi Eropa, menjadi tuan rumah konferensi tersebut, yang merupakan bagian dari upaya investasi internasional selama sebulan sebelum KTT Vaksin Global pada 4 Juni.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menghabiskan tiga malam dalam perawatan intensif dengan COVID-19, mengatakan menemukan vaksin adalah "upaya bersama yang paling mendesak dalam hidup kita".

Dia mengkonfirmasi janji Inggris seputar dana sebesar 388 juta Poundsterling untuk penelitian vaksin, tes dan perawatan, yang merupakan bagian dari 744 juta Poundsterling yang lebih luas untuk upaya melawan virus secara global.

"Untuk memenangkan pertempuran ini, kita harus bekerja bersama untuk membangun perisai yang tidak dapat ditembus. Dan itu hanya dapat dicapai dengan mengembangkan dan memproduksi vaksin secara massal," katanya kepada para delegasi, menurut kantornya.

"Semakin kita bekerja sama dan berbagi keahlian, semakin cepat ilmuwan kita akan berhasil."

Lusinan proyek penelitian sedang berlangsung di seluruh dunia untuk menemukan vaksin, yang menurut PBB merupakan satu-satunya cara untuk kembali ke kehidupan normal.

Pada hari Kamis, raksasa farmasi Inggris AstraZeneca mengumumkan kemitraan dengan Universitas Oxford untuk pembuatan berskala besar dan potensi distribusi vaksin yang saat ini sedang dalam uji coba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya