Pembatasan Corona Belum Longgar, Kenapa Warga Melbourne Berani Beraktivitas Normal?

Masyarakat Melbourne terlihat telah melakukan aktivitas normal padahal pembatasan akibat Virus Corona COVID-19 belum dilonggarkan.

diperbarui 07 Mei 2020, 17:09 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 17:09 WIB
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)

Melbourne - Dalam beberapa hari terakhir, semakin banyak warga yang keluar memenuhi jalan-jalan di kota Melbourne. Padahal pembatasan pergerakan warga masih diberlakukan karena pelonggaran di Victoria rencananya akan dikaji lagi setelah 11 Mei. Hal ini tentu dengan tujuan mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19.

Di salon milik Frank Valvo yang terletak tidak jauh dari pusat kota Melbourne, tidak terasa kalau keadaan darurat tingkat 3 terkait pandemi virus corona sedang berlaku.

Walau belum betul-betul kembali seperti normal, namun jumlah pelanggan di salon tersebut terus bertambah setiap harinya.

"Kami betul-betul sibuk. Seluruh bookingan sudah penuh," kata Valvo.

Selama ini salon rambut memang tetap diperbolehkan buka, namun Valvo menutup salonnya selama empat minggu di akhir Maret untuk melindungi karyawannya, selain juga pelanggan yang tidak ada.

Salon Valvo dibuka lagi dua minggu lalu, dengan jam yang lebih pendek, dengan hanya separuh pelanggan yang bisa dilayani dari biasanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perbedaan Perilaku

[Fimela] Potong Rambut
Ilustrasi Potong Rambut di Salon | unsplash.com/@heftiba

"Sebelum kami tutup, semua orang cemas, sehingga kami memutuskan untuk tutup guna memastikan semua orang sehat dan masing-masing bisa melakukan isolasi di rumah." kata Valvo.

"Sekarang, pelanggan kembali lagi. Ini tampaknya lebih dari sisi sosial. Banyak orang yang rindu untuk berbicara dengan orang lain. "Salon hanya menerima pelanggan yang sudah membuat janji terlebih dahulu agar memastikan mereka datang di jam yang berbeda dan bisa menghindari kontak fisik.

Para pekerja salon mengenakan masker ketika mereka memotong rambut atau melakukan layanan lain. Valvo melihat ada perbedaan perilaku dari pertama kalinya pembatasan pergerakan warga diberlakukan.

"Mereka tampak gembira ketika datang. Sebelumnya semua orang merasa was-was dan bertanya-tanya mengenai kemungkinan apa yang akan terjadi."

Pusat Perbelanjaan Makin Ramai

Pengunjung Mal Grand Indonesia Masih Normal di Tengah Virus Corona
Pengunjung berada di salah satu pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (15/3/2020). Ditengah maraknya wabah COVID-19, beberapa pusat perbelanjaan masih normal didatangi masyarakat untuk sekedar berbelanja atau menghabiskan waktu di akhir pekan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Secara keseluruhan warga di negara bagian Victoria, termasuk di Melbourne terlihat lebih santai. Pejalan kaki yang sebelumnya tidak terlihat di pusat kota Melbourne kini sudah terlihat lagi.

Ketika pembatasan pergerakan warga pertama kali diumumkan, 90 persen pejalan kaki tidak terlihat. Namun di awal pekan ini terjadi peningkatan hingga 75 persen jumlah pejalan kaki.

"Memang masih sangat rendah namun kita sudah mulai melihat adanya peningkatan kegiatan," kata Walikota Melbourne Sally Capp. "Kita mulai melihat restoran dan cafe yang melakukan inovasi dalam bisnis mereka, warga mulai ke kota untuk fisio terapi misalnya, juga semakin banyak toko yang buka."

"Saya kira warga mulai percaya diri untuk keluar, karena mereka melihat angka penyebaran virus terus menurun." Pemilik mall besar Highpoint Shopping Centre yang terletak di Maribyrnong, sekitar 10 km dari Melbourne CBD mengatakan semakin banyak orang yang datang berbelanja dalam 10 hari terakhir.

Grant Taylor, dari GTP group mengatakan banyak toko yang berencana buka mulai pekan depan setelah perkiraan keadaan darurat di Victoria akan dicabut. Namun beberapa toko sudah buka minggu ini, termasuk toko kosmetik besar Mecca dan Apple.

 

Polisi Longgarkan Denda

Pantai Kembali Dibuka, Warga Australia Berselancar Saat Pandemi Covid-19
Orang-orang berselancar di Pantai Maroubra, Sydney (20/4/2020). Pihak berwenang di Sydney membuka kembali tiga pantai untuk aktivitas warga yang ingin berenang ataupun berselancar di tengah pembatasan sosial yang diberlakukan di tengah wabah corona (Covid-19). (AFP/Saeed Khan)

Walau ada peningkatan aktivitas warga, Kepolisian Victoria yang sebelumnya menjatuhkan denda bagi mereka yang diangap melanggar aturan mulai melonggarkan denda.

Di awal April, ketika polisi pertama kali diberi kuasa menjatuhkan denda, mereka menjatuhkan denda terhadap 142 orang dalam sehari.

Setelah mendapat kritikan tajam, Wakil Kepala Polisi Victoria Shane Patton meminta petugas hanya menjatuhkan denda untuk kasus-kasus yang dianggap "parah".

Sampai saat ini sebenarnya warga di Victoria hanya boleh keluar rumah untuk empat alasan yaitu belanja makanan dan kebutuhan pokok, latihan fisik, bekerja atau pendidikan dan pengobatan atau memberi bantuan layanan kesehatan kepada yang lain.

Hari Jumat (8/05), Kabinet Nasional Australia akan menentukan bentuk pelonggaran apa yang akan mulai diberlakukan di Australia dengan kebijakan pelaksanaan diserahkan kepada negara bagian masing-masing.

Kepala Bidang Medis dari negara bagian Victoria Brett Sutton mengatakan publik akan segera diberitahu setelah pertemuan soal pelonggaran yang akan diberlakukan di Victoria.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya