Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama antara Uni Eropa dan ASEAN telah terjalin selama lebih dari 40 tahun. Sebagai bentuk kerja sama yang baik, Uni Eropa pun ikut memberi sumbangsihnya bagi ASEAN dalam menangani pandemi Corona COVID-19.
Dalam beberapa minggu terakhir, Uni Eropa telah memberikan 350 juta euro atau lebih dari Rp 5 T untuk mengurangi dampak pandemi Virus Corona COVID-19 di kawasan ASEAN.
Advertisement
Dana tersebut akan digunakan untuk membantu upaya setiap negara dan pada tingkat regional dalam mengatasi krisis kesehatan, memperkuat sistem kesehatan dan mengurangi dampak ekonomi dansosial dari pandemi ini.
Dari dana tersebut, Indonesia telah menerima bantuan senilai lebih dari US$ 21 ribu atau sekitar lebih dari Rp 300 juta.Â
Bantuan dari Uni Eropa pun menjadi dana internasional terbesar yang diterima oleh Indonesia, yang diperuntukkan untuk menangani pandemi Corona COVID-19.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Saling Dukung
Sejak 2014, Uni Eropa telah mendukung integrasi regional ASEAN dengan memberikan lebih dari 200 juta euro untuk penanganan masalah lintas sektoral seperti mitigasi perubahaniklim, lingkungan dan kesetaraan gender.
Uni Eropa juga telah memberikan lebih dari 2 miliar euro untuk mendukung kerjasama bilateral dengan masing-masing negara anggota ASEAN.
Selain ini, terdapat juga bantuan yang diberikan oleh negara-negara anggota Uni Eropa untuk negara-negara ASEAN.
Ada pun sejumlah kerja sama yang baru-baru ini dijalin oleh kedua pihak meliputi Dialog Tingkat Tinggi Uni Eropa-ASEAN pertama mengenai Lingkungan dan Perubahan Iklim, Peluncuran program Pemanfaatan Lahan Gambut dan Mitigasi Asap Berkelanjutandi ASEAN (SUPA) dan masih banyak lainnya.Â
Selain program-program tersebut, tiga inisiatif unggulan Uni Eropa masih terus memperkuat dialog Uni Eropa-ASEAN (E-READI), integrasi ekonomi regional (ARISE+), dan harmonisasi pendidikan tinggi di kawasan ASEAN (EU SHARE).
Kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun lalu mendukung beragam bidang seperti ekonomi digital, pendaftaran merek dagang regional, ekonomi sirkular untuk plastik, dan Visi Pendidikan Tinggi ASEAN 2025.
Advertisement