Liputan6.com, Wellington - Pada 21 Mei 1840, Selandia Baru resmi menjadi bagian dari koloni Inggris. Pengumuman itu dibuat oleh Gubernur pertama Selandia Baru, William Hobson.
Menurut situs NZ History, proklamasi Hobson melingkupi Pulau Utara, Pulau Selatan, dan Kepulauan Stewart.
Advertisement
Baca Juga
Di Pulau Utara, proklamasi Hobson berdasarkan Perjanjian Waitangi antara Inggris dan suku Maori. Sementara, deklarasi untuk Pulau Selatan dan Kepulauan Stewart adalah berdasarkan hak penemuan.
Gubernur Hobson adalah salah satu penyusun Perjanjian Waitangi yang ditandangani suku Maori dan Inggris. Perjanjian itu menjamin bahwa hak suku Maori akan dihormati Inggris.
Nama Selandia Baru terinspirasi dari provinsi Belanda, yakni Nova Zeelandia. Penamaan itu diberikan oleh kalangan kartografer Belanda.
Orang Eropa yang pertama datang ke Selandia Baru juga berasal dari Belanda, yakni Abel Tasman.
Bagi suku Maori, memiliki nama yang lebih indah untuk Selandia Baru, yakni Aotearoa. Nama itu kurang lebih bermakna "Negeri Awan Panjang".
Dua tahun usai proklamasi Selandia Baru, Gubernur Hobson tutup usia di Auckland pada 1842. Usianya saat itu 49 tahun.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Nama Khas Maori
Keunikan Selandia Baru adalah banyak daerahnya yang memiliki nama Inggris dan Maori.
Selandia Baru terbagi dalam tiga pulau besar: Pulau Utara, Selatan, dan Kepulauan Stewart.
Daerah yang paling metropolitan adalah Pulau Utara. Di sana tempat ibu kota Wellington dan kota Auckland yang merupakan kota terbesar di Selandia Baru.
Suku Maori punya nama sendiri untuk Auckland, yakni Tāmaki. Atau nama lengkapnya Tāmaki Makaurau (Tāmaki Yang Diinginkan Banyak Orang) karena lokasinya yang strategis.
Untuk Wellington, nama Maorinya adalah Te Whanganui-a-Tara (Pelabuhan Besar Tara). Situs ensiklopedia Teara menyebut Tara adalah nama dari anak penjelajah bersejarah, yakni Whatonga.
Jumlah penduduk di Pulau Selatan lebih sedikit, dan beberapa kota besar di antaranya Christchurch dan Dunedin.
Advertisement