Arkeolog Temukan Guci Perunggu Berusia 2 Ribu Tahun Berisi Cairan Asing

Dalam guci kuno itu didapati berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan asing yang tak diketahui.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2020, 19:10 WIB
Guci perunggu berusia 2.000 tahun dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa. (Xinhua/Li Lijing)
Guci perunggu berusia 2.000 tahun dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa. (Xinhua/Li Lijing)

Liputan6.com, Henan - Guci perunggu berusia 2.000 tahun baru saja ditemukan di Provinsi Henan, China tengah. Dalam guci kuno itu didapati berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan asing yang tak diketahui.

Tim arkeolog menemukan guci dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa ini di sebuah makam di Kota Sanmenxia. Selain itu, di lokasi yang sama ditemukan juga helm perunggu, baskom perunggu, serta beberapa pedang dari besi, dan batu giok.

Cairan asing dalam guci itu berwarna cokelat kekuningan dan mengandung kotoran. Sampel cairan dikirim ke Beijing untuk diuji lebih lanjut.

Penilaian awal berdasarkan bentuk makam menunjukkan bahwa makam tersebut dibangun pada pergantian Dinasti Qin (221 SM-207 SM) dan Dinasti Han (202 SM-220 M). Pemiliknya mungkin seorang pejabat rendahan yang memiliki gelar.

Guci perunggu itu digali dari sebuah makam kuno ketika tim arkeolog sedang memeriksa lokasi proyek renovasi perkampungan kumuh setempat, terang Zhu Xiaodong, wakil kepala di institut peninggalan budaya dan arkeologi Sanmenxia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Guci Perunggu Pertama

Ramuan Ajaib di China
Para arkeolog di provinsi Henan, Cina tengah, mengatakan telah menemukan sebuah pot perunggu yang mereka yakini berisi sampel eliksir legendaris yang dirujuk dalam teks kuno Tiongkok. (Institute of Cultural Relics and Archaeology)

Ini juga merupakan guci perunggu pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan di Sanmenxia, menurut Zhu.

Tim arkeolog mengundang seorang dokter hewan senior untuk membantu mengidentifikasi bentuk angsa.

"Desainnya menyerupai angsa bisu," kata Gao Ruyi, dokter hewan senior di taman lahan basah Sanmenxia, menambahkan bahwa paruh angsa itu lebih panjang daripada jenis angsa berleher pendek, yang mengalami degenerasi akibat diberi makan oleh manusia, seperti dilansir Xinhua, Senin (25/5/2020).

 

Spekulasi Angsa

Makam 16 Imigran Cina Abad 20 Ditemukan di Peru
Arkeolog membersihkan kerangka manusia di bekas situs suci pra-Kerajaan Inka yang baru ditemukan di Lima, Kamis (24/8). Dari situs kuno itu ditemukan 16 kerangka imigran China yang diduga datang ke Peru pada paruh kedua abad ke-19. (AP Photo/Martin Mejia)

Para arkeolog berspekulasi bahwa perajin kuno mungkin telah mengamati angsa dengan saksama untuk membuat guci dengan bentuk yang sangat realistis itu.

"Kami berani memperkirakan bahwa angsa mungkin telah muncul di Sanmenxia selama akhir Dinasti Qin dan awal Dinasti Han," kata Zhu.

Sejak 1980-an, Sanmenxia telah kedatangan angsa dari Siberia pada musim dingin. Masyarakat setempat menyukai burung-burung yang anggun itu dan dengan senang hati memberi mereka makan.

Terletak di antara Xi'an dan Luoyang, dua ibu kota kuno dalam sejarah China, Sanmenxia dulu berfungsi sebagai pusat militer dan lalu lintas. Alhasil, kota tersebut kaya akan peninggalan bersejarah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya