Dianggap Bajak Karya, Perpustakaan Darurat Online Saat Pandemi Corona Disetop Dini

Sejak masa lockdown akibat pandemi Virus Corona COVID-19, banyak orang sulit mengakses perpustakaan fisik. Program darurat secara online yang disediakan kini sudah dihentikan akibat tudingan membajak karya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 18:00 WIB
Perpustakaan Nasional
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Kamis (10/6/2020). Perpusnas membuka kembali membuka pelayanan mulai Kamis ini, 11 Juni 2020, dengan menyiapkan protokol kesehatan setelah beberapa bulan tutup akibat COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah empat penerbit komersial mengajukan gugatan awal bulan ini, Internet Archive mengakhiri program emergency library atau Perpustakaan Darurat Nasionalnya lebih awal dari perkiraan.

Internet Archive adalah sebuah perpustakaan digital nirlaba yang memiliki misi "akses universal untuk semua pengetahuan." Menyediakan penyimpanan permanen dan akses publik bebas untuk koleksi bahan digital, termasuk situs web, musik, gambar bergerak, dan hampir tiga juta buku domain publik.

Sejak program darurat itu berjalan pada awal Maret lalu, semua orang yang tidak bisa pergi ke perpustakaan akibat lockdown akibat Corona COVID-19 dapat mengakses lebih dari 1,4 juta buku.

Perpustakaan Darurat adalah bagian dari prakarsa Open Libraries, di mana Internet Archive memindai buku-buku perpustakaan, memungkinkan "check-out" digital melalui daftar tunggu. Tetapi Perpustakaan Darurat menghilangkan daftar tunggu dan membuat buku-buku yang dipindai segera tersedia, demikian seperti dikutip dari The Verge, Senin (15/6/2020).

Rencananya Perpustakaan Darurat ini bisa diakses hingga 30 Juni, namun pada awal 1 Juni lalu, mereka mendapatkan beberapa gugatan yang mengatakan bahwa Perpustakaan Darurat ini membajak hak cipta buku-buku yang telah diterbitkan.

Penerbit Hachette, Penguin Random House, Wiley, dan HarperCollins menggugat Internet Archive karena melanggar hak cipta. Authors Guild pada bulan Maret mengatakan bahwa Internet Archive "bertindak sebagai situs pembajakan" yang melanggar hak penulis atas karya mereka.


Menutup Perpustakaan Darurat bukan Akhir dari Internet Archive

Perpustakaan Nasional
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Kamis (10/6/2020). Perpusnas membuka kembali membuka pelayanan mulai Kamis ini, 11 Juni 2020, dengan menyiapkan protokol kesehatan setelah beberapa bulan tutup akibat COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Kami mempercepat jadwal kami karena Senin lalu, empat penerbit komersial memilih untuk menuntut Internet Archive selama pandemi global," tulis salah satu orang dari Internet Archive, Brewster Kahle, di dalam posting blognya.

Internet Archive tidak sepenuhnya mengakhiri program pinjaman online, melainkan beralih kembali ke model pinjaman digital yang dikendalikannya, menurut blog tersebut. Sejauh ini belum jelas diketahui apakah Minggu nanti, Perpustakaan Darurat akan berbicara dengan para penerbit untuk mencabut gugatan mereka.

 

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya