Takut Tertular Corona COVID-19 dari Sinyal 5G, Warga Desa Bolivia Hancurkan Menara Telekomunikasi

Ketakutan warga akibat teori konspirasi 5G dapat menyebarkan Virus Corona COVID-19 membuat warga Bolivia protes dan merusak menara telekomunikasi yang ada.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2020, 11:34 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 11:33 WIB
Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Liputan6.com, Sucre - Sejumlah menara telekomunikasi di Bolivia dirusak warga yang takut tertular COVID-19. Mereka takut bila sinyal 5G yang dipancarkan dapat menularkan 2019 novel coronavirus. 

Negara Amerika Selatan itu belum memiliki infrastruktur nirkabel 5G, yang dikaitkan dengan pandemi Virus Corona COVID-19 dalam pos viral di media sosial.

Menurut teori konspirasi yang beredar, radiasi elektromagnetik menyebabkan gejala Virus Corona COVID-19, bukan virusnya - sebuah ide yang dibantah oleh para ilmuwan.

"Saat ini sebanyak empat menara telekomunikasi telah dirusak di Yapacani, dekat Kota Santa Cruz," kata kepala polisi setempat, Franklin Villazon dikutip oleh surat kabar El Deber.

Franklin Villazon mengatakan bahwa diriny terkejut dengan perbuatan orang-orang tersebut. Insiden tersebut bahkan kemudian ditangani seperti kasus terorisme.

"Kami kewalahan," kata Villazon, menyamakan insiden itu dengan "serangan teroris." Tidak ada kekerasan serius yang dilaporkan oleh polisi, seperti yang dikutip dari NST, Rabu (17/6/2020).


Sebelumnya, Warga Minta Menara Diturunkan

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Sebelumnya warga Bolivia sempat meminta kepada pemerintah setempat untuk menurunkan menara telekomunikasi tersebut.

Menteri Dalam Negeri Bolivia Arturo Murillo mengatakan di Twitter bahwa orang-orang yang setia kepada mantan Presiden Evo Morales menghancurkan tiang-tiang menara telekomunikasi di Yapacani serta San Julian dan Ichilo, dua kota di timur negara.

Sementara itu, Menteri Komunukasi Bolivia telah memberi peryataan kepada orang-orang bahwa sinyal 5G tidak dapat menyebarkan Virus Corona COVID-19 atau terkait dengan penyakit pernapasan akibat virus tersebut.

Selain itu, jaringan itu belum ada di negara di Amerika Selatan tersebut.

Serangan terhadap jaringan 5G sebelumnya pernah terjadi di Inggris. Akibat membakar menara telekomunikasi 5G karena kekhawatiran berbahaya dan menyebarkan Virus Corona COVID-19, ia dipenjara.

Sejauh ini Bolivia telah melaporkan lebih dari 19.000 kasus infeksi Virus Corona COVID-19, termasuk 632 kematian.

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya