AS dan Australia Gelar Pertemuan, Cari Solusi Ketegangan dengan China

Pada 27 Juli, AS dan Australia menggelar perundingan tingkat tinggi pada 27 Juli untuk mencari solusi bersama di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jul 2020, 17:04 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 17:04 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta- Amerika Serikat dan Australia menggelar perundingan tingkat tinggi pada 27 Juli untuk mencari solusi bersama di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper menyambut kedatangan perwakilan dari Australia. Kedua perwakilan dari Negeri Kangguru tersebut di antaranya Menteri Luar Negeri Marise Payne dan Menteri Pertahanan Linda Reynolds.

Pembicaraan tahunan yang akan berlangsung selama dua hari ini datang ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil langkah yang kian keras terhadap China terkait persoalan mulai dari pertahanan hingga hak asasi manusia dan perdagangan.

Pada pekan lalu, AS memerintahkan penutupan konsulat China di Houston, dengan tuduhan spionase. 

Selain itu, baru-baru ini, Australia juga mengikuti AS dalam menolak klaim Beijing di Laut Cina Selatan dan mendukung panggilan yang dipimpin oleh Menlu Pompeo untuk penyelidikan internasional terkait asal-usul pandemi Corona COVID-19, demikian seperti dikutip dari AFP, Selasa (28/7/2020).

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Karantina Setelah Kembali dari AS

Menteri Pertahanan AS Mark Esper (kiri) dan Jenderal AS Mark Milley dalam konferensi pers di Pentagon, hari Senin (2/3).
Menteri Pertahanan AS Mark Esper (kiri) dan Jenderal AS Mark Milley dalam konferensi pers di Pentagon, hari Senin (2/3).(Source: AP)

Sebelum perjalanan mereka ke AS, Menlu Australia Marise Payne dan Menhan Linda Reynolds, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka akan melakukan karantina selama 14 hari setelah kembali ke Australia sesuai dengan persyaratan negara tersebut untuk semua kedatangan internasional.

Para kritikus dilaporkan menuding Donald Trump menyerang China di tahun pemilihan untuk mengalihkan perhatian orang-orang dari tanggapannya terhadap pandemi Virus Corona di AS, dimana Negeri Paman Sam tersebut tercatat sebagai negara yang paling terdampak oleh virus itu di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya