6.000 Lebih Warga Belarusia Ditahan Usai Bentrok, Polisi Dituduh Menganiaya

Ribuan masyarakat Belarusia ditahan oleh polisi setelah terlibat dalam bentrokan usai pemilu.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Agu 2020, 13:41 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 13:41 WIB
Bentrok antar masyarakat dan polisi di Belarusia usai pengumuman hasil jajak pendapat.
Bentrok antar masyarakat dan polisi di Belarusia usai pengumuman hasil jajak pendapat. (AP/ Sergei Grits)

Liputan6.com, Minsk - Aktivis hak asasi manusia dan pengawas mengatakan ada semakin banyak bukti kebrutalan polisi terhadap orang-orang yang telah ditahan di Belarusia, saat protes atas sengketa pemilihan umum yang terus berlanjut.

Beberapa dari 6.700 orang yang ditahan sejak Minggu, telah dibebaskan dan dituduh melakukan penganiayaan, termasuk pemukulan.

Melansir BBC, Jumat (14/8/2020), Amnesty International mengatakan akun tersebut menyarankan "penyiksaan yang meluas".

Pada hari Kamis kemarin, telah menjadi hari kelima protes di tengah meluasnya tuduhan kecurangan.

Pemungutan suara yang digelar pada hari Minggu, mengumumkan Presiden jangka panjang Alexander Lukashenko terpilih lagi untuk masa jabatan selanjutnya di Belarusia

Dalam sebuah pernyataan di televisi pemerintah, Ketua Senat Natalya Kochanova mengatakan presiden telah memerintahkan penyelidikan penahanan massal para pengunjuk rasa, dan lebih dari 1.000 orang telah dibebaskan.

Tahanan Disiksa

Para pengunjuk rasa berkumpul setelah pemilihan presiden Belarusia di Minsk, Belarusia, Minggu, 9 Agustus 2020.
Para pengunjuk rasa berkumpul setelah pemilihan presiden Belarusia di Minsk, Belarusia, Minggu, 9 Agustus 2020. (AP/ Sergei Grits)

Beberapa tahanan yang dibebaskan berbagi foto di aplikasi perpesanan Nexta dan menunjukkan tubuh mereka yang memar dan bengkak, termasuk luka di punggung dan bokong, yang diduga disebabkan oleh polisi.

Amnesty International mengatakan orang-orang yang ditangkap menggambarkan ditelanjangi, dipukuli dan diancam akan diperkosa.

"Mantan tahanan mengatakan kepada kami bahwa pusat penahanan telah menjadi ruang penyiksaan, di mana pengunjuk rasa dipaksa untuk berbaring di tanah sementara polisi menendang dan memukul mereka dengan pentungan," kata Marie Struthers, Direktur Amnesty International untuk Eropa Timur dan Asia Tengah.

Dalam audio yang dibagikan oleh seorang jurnalis BBC, teriakan terdengar dari dalam pusat penahanan Okrestina di ibu kota Minsk.

Secara terpisah, lima pakar hak asasi manusia PBB mengatakan tanggapan pasukan keamanan terhadap protes damai sangat keras, dengan seringnya menggunakan kekuatan yang berlebihan, tidak perlu dan tidak pandang bulu.

"Pihak berwenang tampaknya hanya tertarik untuk segera membubarkan protes dan menangkap orang sebanyak mungkin," kata mereka dalam pernyataan bersama.

Menteri Dalam Negeri Yuri Karayev mengatakan dia bertanggung jawab atas orang-orang yang terluka selama protes, dan dia ingin meminta maaf kepada mereka yang terjebak dalam kekerasan tersebut.

Para pengamat mengatakan pernyataan resmi dan pembebasan para tahanan menyarankan pendekatan yang lebih damai menyusul kemarahan publik dan kecaman internasional atas tanggapan polisi. Menteri luar negeri Uni Eropa pun akan mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi pada Belarusia.

Hingga kini, pejabat telah mengkonfirmasi dua kematian selama kerusuhan itu. Seorang demonstran tewas dalam protes di Minsk pada hari Senin, sementara seorang pria tewas setelah ditangkap di kota tenggara Gomel pada hari Rabu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya