Liputan6.com, Minsk - Para pengunjuk rasa dan polisi anti huru hara bentrok di ibu kota Belarusia, Minsk, dan kota-kota lain, setelah jajak pendapat TV pemerintah mengatakan pemimpin lama atau petahana Alexander Lukashenko terpilih kembali dalam pemilihan yang dilaksanakan pada hari Minggu.
Di Minsk, polisi menggunakan granat setrum untuk membubarkan massa di pusat kota.Â
Mengutip laman BBC, Senin (10/8/2020), bentrokan ini terjadi setelah sebuah jajak pendapat TV negara menunjukkan bahwa Lukashenko memenangkan hampir 80% suara.
Advertisement
Kandidat oposisi utama dalam pemilihan Belarusia tersebut, Svetlana Tikhanovskaya mengatakan dia tidak mempercayai angka yang memberinya suara sebesar 7%.
"Saya percaya pada mata saya, dan saya melihat mayoritas ada bersama kami," katanya pada konferensi pers pada Minggu malam.
Pihak oposisi mengatakan pihaknya mengharapkan pemungutan suara dicurangi, dengan mengatakan itu akan mempertahankan penghitungan alternatif suara.
Tikhanovskaya (37) mengikuti pemilihan menggantikan suaminya yang dipenjara dan melanjutkan untuk memimpin demonstrasi besar-besaran oposisi.
Sedangkan Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, telah berjanji bahwa situasi di negara itu akan tetap "terkendali".
Bentrokan di Sejumlah Kota
Di Minsk, bentrokan dilaporkan terjadi di dekat monumen Minsk-Hero City di pusat kota pada Minggu malam.
Saksi dan koresponden mengatakan polisi anti huru hara menggunakan peluru karet dan meriam air untuk membubarkan demonstran.
Beberapa ambulans pun terlihat bergegas ke tempat kejadian.
Rekaman telah muncul dari pengunjuk rasa yang memerangi polisi anti huru hara di ibu kota, dan laporan media mengatakan sejumlah orang telah ditangkap.
Mengacu pada Lukashenko, kerumunan orang di jalanan meneriakkan "Pergi!"
Protes serupa pun terjadi di Brest dan Zhodino.
Advertisement