Liputan6.com, Washington, D.C. - Tepat sehari sebelum pencoblosan pilpres Amerika Serikat tahun ini, sebuah asteroid akan melewati Bumi. Asteroid itu dinamakan 2018VP1.
Kedatangan asteroid di 2020 cukup membuat warganet ramai. Pasalnya, sudah banyak sekali kejadian yang tidak mengenakan tahun ini.
Meski demikian, ilmuwan menegaskan asteroid itu tidak akan berbahaya bagi Bumi. Ukurannya pun kecil, yakni seperti mobil saja.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan Science Alert, Senin (24/8/2020), asteroid itu sudah ditemukan pada 2018 ketika masih 450 ribu kilometer jauhnya dari Bumi. Ilmuwan memperkirakan asteroid itu akan mendekati hingga 4.994 kilometer dari Bumi.
Jarak tersebut relatif dekat dan ada kesempatakan 0,41 persen menabrak Bumi pada 2 November 2020, hari sebelum pilpres AS.
NASA memastikan bahwa jika asteroid itu menembus Bumi, maka ia akan hancur sebab ukurannya sangat kecil.
"(Asteroid) itu memiliki peluanga 0,41 persen memasuki atmosfer planet kita, tetapi jika masuk, maka asteroid itu akan hancur karena ukurannya yang luar biasa kecil," tulis NASA Asteroid Watch via Twitter.
Diameter asteroid yang berbahaya menurut NASA adalah yang memiliki diameter minimum 140 meter. Asteroid yang membunuh dinosaurus memiliki diameter minimum 10 kilometer.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Asteroid Seukuran SUV Terpantau NASA Melintas Dekat Bumi
Sebuah asteroid seukuran SUV melewati Bumi dengan jarak kurang lebih 2.950 km. Aktivitas benda langit ini menjadikanya sebagai asteroid terdekat yang pernah diamati melewati planet kita, kata NASA pada Selasa, 18 Agustus.
Jika bertabrakan dengan Bumi, asteroid bernama 2020 QG itu kemungkinan besar tidak akan menyebabkan kerusakan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.Â
"Malah akan hancur di atmosfer, menciptakan bola api di langit, atau meteor," kata Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dalam sebuah pernyataan.
Asteroid yang panjangnya sekitar 3 hingga 6 meter, melintas di atas Samudra Hindia selatan pada Minggu pukul 04.08 GMT.
Objek itu bergerak dengan kecepatan hampir 12,3 km per detik, jauh di bawah orbit geostasioner sekitar 35.405 km di mana sebagian besar satelit telekomunikasi berada.
Asteroid itu pertama kali terekam enam jam setelah pendaratan Zwicky Transient Facility, sebuah teleskop di Palomar Observatory di California Institute of Technology.
Badan antariksa AS mengatakan bahwa asteroid berukuran serupa melewati Bumi pada jarak yang sama beberapa kali per tahun.
Tapi mereka sulit untuk direkam, kecuali mereka menuju langsung ke planet, dalam hal ini ledakan di atmosfer biasanya terlihat - seperti di Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013, ketika ledakan sebuah objek dengan panjang sekitar 20 meter.Â
Salah satu misi NASA adalah memantau asteroid yang lebih besar yang sebenarnya bisa menjadi ancaman bagi Bumi, tetapi peralatan mereka juga melacak asteroid yang lebih kecil.
"Sangat keren melihat asteroid kecil datang sedekat ini, karena kita bisa melihat gravitasi bumi secara dramatis membelokkan lintasannya," kata Paul Chodas, direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi di NASA.
Menurut perhitungan JPL, asteroid berputar sekitar 45 derajat karena tarikan gravitasi Bumi.
Advertisement