Berwarna Jingga di Bumi, Apa Warna Matahari Terbenam di Planet Lain?

Jika di Bumi langit berwarna jingga saat matahari terbenam, lalu warna apa yang muncul di planet lain?

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 19:10 WIB
The sun sinks below the horizon in this stunning panoramic view captured by NASA's Spirit Mars rover in 2005 (NASA/JPL/Texas A&M/Cornell )
The sun sinks below the horizon in this stunning panoramic view captured by NASA's Spirit Mars rover in 2005 (NASA/JPL/Texas A&M/Cornell )

Liputan6.com, Jakarta - Langit jingga dan matahari terbenam yang berapi-api adalah hal unik dari Bumi. Tapi warna apa yang muncul ketika matahari terbenam di planet lainnya?

Jawabannya tergantung pada planetnya. NASA menjelaskan bahwa di Mars, matahari datang dan pergi dengan cahaya biru. Di Uranus, langit matahari terbenam bertransisi dari biru ke toska. Dan di Titan, salah satu bulan Saturnus, saat matahari terbenam di bawah cakrawala langit berubah dari kuning menjadi oranye lalu menjadi cokelat.

Warna matahari terbenam memang tidak seragam. Hal itu dikarenakan sebagian besar warna tersebut adalah produk dari atmosfer setiap planet dan bagaimana partikel di dalamnya menyebarkan sinar matahari. Hal itu diungkapkan oleh Kurt Ehler, seorang profesor matematika di Truckee Community College di Reno, Nevada, dan penulis utama makalah 2014 dalam jurnal Applied Optics yang menyelidiki mengapa matahari terbenam Mars tampak biru.

"Ini rumit," kata Ehler seperti dilansir Live Science, Selasa (7/7/2020). "Setiap orang memiliki dugaan sebelumnya bahwa mekanisme matahari terbenam adalah replikasi dari apa yang kita lihat di Bumi." Namun ternyata bukan itu masalahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Atmosfer Planet Pengaruhi Warna Gelombang

sunset (unsplash.com/Garrett patz)
sunset (unsplash.com/Garrett patz)

Di Bumi, atmosfer terdiri dari molekul gas kecil, sebagian besar nitrogen dan oksigen, yang lebih efektif dalam penyebaran cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan ungu. Lebih lama dari itu, panjang gelombang berwarna merah. Penyebaran di sini adalah - proses menyerap cahaya dan memancarkan kembali ke arah yang berbeda.

Jenis penyebaran selektif yang disebabkan oleh molekul kecil disebut penyebaran Rayleigh. Itulah yang menyebabkan langit berwarna biru saat tengah hari. Tetapi saat matahari terbenam dan matahari terbit, ketika sinar matahari harus bergerak lebih jauh, cahaya biru tersebut lebih banyak tersebar sehingga gelombang merah dan kuning menjadi lebih panjang dan mencapai garis pandang kita, hal itulah yang menciptakan nuansa merah cerah yang kita lihat.

Ehler mengungkapkan bahwa setiap planet yang atmosfernya didominasi oleh gas akan mengikuti pola yang sama, yaitu warna gelombang yang lebih panjang menjadi lebih dominan saat matahari terbenam, misalnya Uranus.

Menurut NASA, Partikel gas hidrogen, helium, dan metana pada atmosfer Uranus menyebarkan panjang gelombang biru dan hijau yang pendek sambil menyerap  panjang gelombang merah yang lebih panjang, meskipun sebagian besar tidak memancarkan kembali.

Ini yang menciptakan langit biru cerah berubah menjadi toska saat matahari terbenam ketika cahaya biru tersebar jauh relatif lebih panjang, sehingga panjang gelombang menjadi kehijauan. 

Jika atmosfer planet didominasi oleh sesuatu selain gas, maka segala sesuatu tentang bagaimana matahari terbenam juga akan berbeda. Beribacara tentang matahari terbenam berwarna biru di Mars, Ehler mengatakan "Kepadatan gas atmosfer hanya sekitar 1/80 dari yang ada di sini. Penyebaran didominasi oleh partikel debu yang lebih besar."

Matahari Terbenam Biru di Mars

Penampakan awan di Planet Mars (NASA)
Penampakan awan di Planet Mars (NASA)

Dalam sebuah studi tahun 2014 yang menggunakan data dari Mars rover Spirit, Ehler dan rekan-rekannya menemukan bahwa debu Mars menghamburkan cahaya yang kontras dari molekul gas. "Alasan terjadinya matahari terbenam biru adalah pola di mana cahaya menceraiberaikan partikel-partikel debu itu," katanya

Molekul gas, seperti yang ada di Bumi, menyebarkan cahaya ke segala arah. Sebaliknya, debu menyebarkan cahaya hanya satu arah yaitu arah depan, jelas Ehler. Terlebih lagi, partikel debu menyebarkan cahaya merah tersebut ke sudut yang jauh lebih luas daripada cahaya biru. Karena cahaya biru tidak menyebar luas, maka ia menjadi lebih terkonsentrasi, “ hal ini lah yang menyebabkan cahaya biru di Mars sekitar enam kali lebih kuat dari cahaya merah", kata Ehler.

Ketika Anda melihat matahari terbenam di Mars, Anda benar-benar melihat bahwa "piringan matahari berwarna putih, karena cahaya tidak berubah warna ketika melewati atmosfer Mars," kata Ehler, "Di sekeliling matahari ada cahaya kebiruan. Dan saat matahari menjauh, langit mulai tampak kemerahan. Di sana, Anda melihat cahaya merah berserakan di sudut yang lebih besar. "

Adapun planet dan bulan lainnya, namun hampir tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana matahari terbenam akan terlihat tanpa memiliki pemahaman menyeluruh tentang komposisi atmosfer mereka. “Jika benda langit ini memiliki atmosfer gas, Anda akan mulai melihat gelombang cahaya yang lebih panjang saat matahari terbenam” kata Ehler.

"Namun ketika atmosfer didominasi oleh zat lain, saya tidak bisa memastikan kepada Anda," kata Ehler. Hal ini disebabkan jenis dan ukuran penyebaran debu yang berbeda akan menyebarkan cahaya dengan cara yang unik. Dengan kata lain, jika Anda berpikir matahari terbenam di bumi adalah "keluar dari dunia ini," pikirkan lagi karena itu benar-benar fitur eksklusif khusus untuk planet yang beratmosfer gas.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya