Kasus COVID-19 Kian Naik, India Pertimbangkan Gunakan Vaksin Secara Darurat

Pemerintah India mempertimbangkan pemberian otorisasi vaksin COVID-19 secara darurat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Sep 2020, 16:29 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 16:29 WIB
FOTO: Infeksi COVID-19 di India Tembus 1 Juta Kasus
Seorang pria menggendong anak saat menunggu untuk berkonsultasi dengan dokter di fasilitas skrining COVID-19 di Jammu, India, Jumat (17/7/2020). India melewati 1 juta kasus virus corona COVID-19 atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. (AP Photo/Channi Anand)

Liputan6.com, Mumbai - India sedang mempertimbangkan pemberian otorisasi darurat untuk vaksin COVID-19, terutama untuk orang tua dan mereka yang bekerja di tempat berisiko tinggi karena jumlah infeksi yang dilaporkan di negara itu telah melampaui 4,75 juta.

Mengutip Channel News Asia, Senin (14/9/2020), India yang secara konsisten melaporkan lebih dari 1.000 kematian akibat COVID-19 setiap hari pada September, kini telah mencatat 78.586 kematian akibat penyakit tersebut. India memang masih berada di bawah peringkat Amerika Serikat secara global dalam jumlah keseluruhan infeksi, tetapi telah menambahkan lebih banyak kasus harian daripada Amerika sejak pertengahan Agustus.

"India sedang mempertimbangkan otorisasi darurat untuk vaksinasi COVID-19," kata Menteri Kesehatan Harsh Vardhan. 

"Jika ada konsensus, kami dapat melanjutkannya, terutama dalam kasus warga lanjut usia dan orang yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi."

Vardhan mengatakan, garis waktu pada uji coba Fase III dapat dipersingkat dengan memberikan otorisasi darurat, tetapi menekankan tidak ada jalan pintas dalam uji klinis dan bahwa vaksin hanya akan tersedia jika pemerintah dapat memastikan keamanan dan kemanjurannya.

Dia mengatakan, belum ada tanggal yang ditetapkan untuk peluncuran vaksin tersebut, tetapi hasil uji coba tambahan harus jelas pada kuartal pertama 2021.

"Sebuah kelompok ahli vaksin telah dibentuk baru-baru ini oleh pemerintah untuk melihat berbagai masalah terkait dengan pengiriman vaksin ke populasi yang rentan," jelasnya lagi. 

Komentar itu muncul ketika kementerian kesehatan India melaporkan 94.372 kasus COVID-19 baru dan 1.114 kematian pada Minggu 13 Agustus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Upaya Pemulihan Ekonomi Terhambat

Potret Warga India Saat Test Swab Covid-19
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel swab seorang wanita untuk menguji virus corona Covid-19, dari ambulans di depan pasar kota, di Kolkata (1/9/2020). (AFP/Dibyangshu Sarkar)

Upaya pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi, yang mengalami kontraksi 23,9% pada kuartal April-Juni pun akhirnya terhambat oleh lonjakan kasus.

Negara bagian barat Maharashtra, negara terkaya dan pusat industri utama, telah mencatat lebih dari 1,03 juta infeksi.

Dalam sebuah pengarahan pada hari Minggu, menteri utama negara bagian tersebut, Uddhav Thackeray, mendesak penduduk untuk memakai masker, menjaga jarak sosial dan menghindari keramaian, di tengah meningkatnya kelelahan atas penguncian berlarut-larut yang telah membuat banyak orang lalai tentang tindakan pencegahan.

Negara bagian tersebut juga telah melonggarkan berbagai pembatasan secara bertahap dan baru-baru ini mengizinkan hotel-hotel beroperasi dalam kondisi tertentu, meskipun banyak bisnis tetap tutup. 

Thackeray mengatakan Maharashtra sedang mempertimbangkan untuk membuka kembali restoran dan pusat kebugaran setelah ada permintaan dari pemilik bisnis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya