Redam Kasus Virus Corona COVID-19, Israel Terapkan Lockdown 3 Pekan

Karena kelonjakan kasus Virus Corona COVID-19, Israel menerapkan lockdown selama tiga pekan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Sep 2020, 09:39 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 07:30 WIB
Restoran Hingga Kafe di Israel
Orang-orang duduk di luar sebuah kafe di kota pantai Mediterania Israel di Tel Aviv, Rabu (27/5/2020). Setelah lebih dari dua bulan, Israel pertama kalinya mengizinkan restoran hingga kafe dibuka kembali usai pelonggaran pembatasan yang diberlakukan untuk mencegah Covid-19. (JACK GUEZ/AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada 13 September 2020 bahwa pemerintah negaranya akan memberlakukan lockdown nasional selama tiga pekan. 

Langkah tersebut dilakukan dalam upaya untuk meredam kasus Virus Corona COVID-19 yang melonjak di Israel.

"Hari ini dalam pertemuan pemerintah kami mencapai keputusan tentang rencana (penguncian) yang ketat selama tiga pekan, dengan opsi bahwa itu akan diperpanjang," terang PM Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AFP, Senin (14/9/2020).

Lockdown di Israel diberlakukan hanya beberapa jam sebelum dimulainya Tahun Baru Yahudi dan pekan liburan.

"Tujuan kami adalah menghentikan peningkatan, untuk mengurangi penularan," yang telah melewati ambang 4.000 kasus dalam sehari, jelas PM Benjamin Netanyahu.

Saksikan Video Berikut Ini:

Aturan Pertemuan Hingga Pergerakan Keluar Rumah

Bangku Kosong Simbol Kematian Akibat Corona di Israel
Seribu kursi yang melambangkan jumlah kematian virus corona diletakkan di Rabin Square, Tel Aviv, Senin (7/9/2020). Israel melewati tonggak sejarah 1.000 kematian baru akibat COVID-19 akhir pekan ini setelah jumlah korban meningkat tiga kali lipat selama musim panas. (AP Photo/Sebastian Scheiner)

Di bawah kebijakan lockdown, yang akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang, pertemuan di dalam ruangan akan dibatasi hanya untuk 10 orang sementara pertemuan di luar ruangan hingga 20 orang, yang berarti doa di sinagog akan sangat terpengaruh.

Layanan makan di tempat juga ditutup untuk restoran, dan pergerakan akan dibatasi hingga 500 meter dari rumah seseorang.

"Saya tahu langkah-langkah ini akan memberikan harga yang mahal bagi kita semua," ujar PM Benjamin Netanyahu.

"Ini bukan waktu liburan yang biasa kita lakukan, kita pasti tidak akan bisa merayakannya dengan keluarga besar kita," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya