Cruise to Nowhere, Sensasi Wisata Kapal Pesiar Saat Pandemi COVID-19

Singapura memperkenalkan kapal pesiar "Cruise to Nowhere" bagi penduduk lokal yang ingin berwisata meski pandemi COVID-19 belum berakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2020, 11:02 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 11:02 WIB
Ilustrasi Kapal Pesiar
Ilustrasi kapal pesiar (Alonso Reyes/Unsplash).

Liputan6.com, Singapura - Singapura memperkenalkan "cruises to nowhere" yakni wisata kapal pesiar yang tidak akan menuju ke mana pun. Program ini ditujukkan bagi penduduk lokal Singapura yang menginginkan liburan.

Dikutip dari CNN, Selasa (13/10/2020), kapal pesiar ini diluncurkan tanpa mengunjungi pelabuhan mana pun agar terhindar dari infeksi COVID-19. Pelayaran ini dimulai pada November 2020.

Dewan pariwisata nasional Singapura telah bermitra dengan dua perusahaan pelayaran untuk melakukan perjalanan awal, pertama dengan Genting Cruise Lines 'World Dream, kemudian Royal Caribbean International's Quantum of the Seas. Dua perusahaan tersebut dipilih untuk mengikutsertakan dua kapalnya pada pelayaran pertama.

Namun, pelayaran ini akan terlihat sangat berbeda dari pengalaman berlayar di laut pada umumnya.

Untuk memastikan protokol kesehatan dan kebersihan, kapal akan berangkat dan kembali pada tempat yang sama. Kapal akan beroperasi dengan kapasitas tidak lebih dari 50% dan hanya untuk penduduk lokal Singapura.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Ini:

Protokol Kesehatan yang Sangat Ketat Dalam Kapal Pesiar

Ilustrasi Kapal Pesiar
Ilustrasi kapal pesiar (Peter Hanson/Unsplash).

"Menjadi pilot kapal pesiar ini merupakan kesempatan berharga bagi operator kapal pesiar untuk menemukan kembali seluruh pengalaman kapal pesiar, guna mendapatkan kembali kepercayaan penumpang," imbuh Keith Tan, CEO Dewan Pariwisata Singapura.

Selain mengurangi beban penumpang, kapal pesiar akan mengikuti pedoman sanitasi yang ketat yakni penumpang diharuskan menunjukkan tes COVID-19 negatif sebelum masuk ke kapal.

Udara segar akan terus mengalir melalui kapal dan para penumpang harus mengenakan masker saat berada di luar kabin mereka, baik naik maupun turun.

Pedoman ketat itu juga berlaku untuk orang-orang yang akan bekerja di kapal. Semua awak kapal harus diisolasi di negara asalnya, menjalani karantina selama 14 hari setelah tiba di Singapura dan menjalani tes COVID-19 rutin.

"Cruises to nowhere" pertama World Dream sudah dimulai tanggal 6 November, sementara Quantum of the Seas akan berlayar pada Desember.

Harga dan fasilitas dalam pesawat untuk dua kapal pesiar Singapura itu belum diumumkan. Tapi berkaca dari penjualan tiket untuk "flight to nowhere", penerbangan tanpa tujuan tujuh jam Qantas yang terjual habis hanya dalam sepuluh menit.

Sebagai informasi, wisata "flight to nowhere" di Australia itu juga menarik perhatian wisatawan. Wisatawan akan melakukan penerbangan di udara tanpa tujuan atau hanya untuk membayar kerinduan untuk berpegian dengan pesawat terbang.

Baca selengkapnya tentang artikel "flight to nowhere" di sini.

Melihat antusiasme warga terhadap program wisata tersebut, jelas bahwa para pelancong ingin sekali mencari sesuatu yang membuat mereka sibuk sementara perbatasan ditutup dan pesawat dilarang terbang.

Selain wisata penerbangan dan kapal pesiar, maskapai Singapore Airlines dilaporkan berinisiatif membuat restoran di atas pesawat jet yang diparkir di Bandara Changi.

Reporter: Ruben Irwandi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya