Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya memberi selama kepada Joe Biden setelah menang Pemilu AS 2020. Ia juga berterima kasih ke Donald Trump selama empat tahun terakhir.
Pada pesannya Selasa 10 Oktober 2020, Presiden Turki berkata pemerintahannya siap bekerja sama dengan erat dengan pemerintahan AS. Erdogan juga menyebut aliansi antara kedua negara akan memberikan perdamaian dunia.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, pemerintah Turki sempat bungkam usai kemenangan Joe Biden. Jubir kepresidenan Turki berkata masih menanti hasil resmi pemilu.
Presiden Erdogan juga menyampaikan pesan kepada Donald Trump untuk berterima kasih selama empat tahun terakhir.
"Tak masalah bagaimana hasil resmi pemilu, saya berterima kasih atas visi dan tekad tulus yang anda lakukan pada hubungan Turki-AS untuk mengembangkan basis kepentingan bersama dan nilai-nilai selama kepresidenanmu empat tahun terakhir," ujar Erdogan seperti dikutip Rabu (11/11/2020).
Joe Biden dinyatakan menang dalam perhitungan media AS. Saat ini, tim kampanye Trump sedang melancarkan aksi hukum di beberapa negara bagian.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sebelumnya, Turki dan Rusia Ogah Ucapkan Selamat ke Joe Biden
Tak semua pemimpin dunia sudah memberikan selamat kepada Joe Biden usai menang pemilu Amerika Serikat. Pemimpin Rusia dan Turki memilih untuk menunggu hasil langkah hukum Donald Trump.Â
Joe Biden menang pemilu AS 2020 berdasarkan hitung cepat media. Negara-negara bagian belum ada yang meresmikan hasil resmi. Turki berkata menghormati proses demokrasi di AS. Â
"Turki akan memberi selamat kepada pemenang segera saat hasil pemilu menjadi resmi sebagai bagian penghormatan kepada rakyat AS dan demokrasi," ujar juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan seperti dilaporkan Al Arabiya, Selasa 10 Oktober 2020.
Pihak Turki menyoroti adanya protes dan sengketa yang masih berlangsung, terutama di daerah yang Joe Biden menang tipis.
Kubu Donald Trump protes adanya kecurangan di Pennsylvania, Michigan, Georgia, dan Arizona. Hasil di Wisconsin juga diminta agar dihitung ulang.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga enggan memberi selama ke Joe Biden sampai masalah hukum selesai. Pihak Rusia berkata pemilu 2020 beda dengan 2016 karena masalah hukum yang terjadi. Pada 2016, Putin berkomentar agar kandidat mengaku kalah.
Kami mempertimbangkan hal yang benar untuk menunggu sampai hasil resmi difinalisasi. Saya ingin mengingatkanmu bahwa Presiden Putin berkali-kali berkata ia akan menghormati pilihan rakyat Amerika," ujar jubir Presiden Putin, Dmitry Peskov.
Pemimpin-pemimpin negara lain umumnya sudah memberikan selamat kepada Joe Biden, termasuk Presiden Joko Widodo.
Advertisement
Kim Jong-un Juga Masih Bungkam
Pemimpin Korea Utara Kim Jon-un masih bungkam terkait kabar kekalahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di pemilu AS 2020. Korut tampaknya masih memantau pemilu AS dengan hati-hati.
Dilaporkan Yonhap, media-media Korut terpantau tetap bungkam hingga Senin 9 November 2020. Namun, Korut biasanya memang tak selalu cepat merespons hasil pemilu AS.
Hubungan Donald Trump dan Kim Jong-un relatif dekat, meski awalnya sempat saling menghina. Selama menjabat, Trump sudah tiga kali bertemu Kim, yakni di Singapura, Vietnam, dan perbatasan Korea Utara.
Presiden Donald Trump adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang berkunjung ke Korea Utara pada 30 Juni 2019.
Yonhap menyebut Korea Utara kemungkinan besar lebih menyukai Donald Trump di periode dua karena Joe Biden sangat kritis pada Korea Utara. Joe Biden juga tidak tertarik dengan diplomasi dengan negara itu.
Tahun lalu, Korea Utara dan Joe Biden sempat bertukar hinaan. Biden menyebut Kim Jong-un sebagai "preman", sementara Korut menyebut Biden sebagai "orang bodoh dengan IQ rendah."
Infografis Pemilu AS 2020:
Advertisement