Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman resmi minta maaf ke rakyat Indonesia setelah ada salah paham karena mendatangi markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis 17 Desember. Pihak Kedubes Jerman menegaskan bahwa kunjungan itu murni mencari informasi tentang demo 1812.Â
Pihak Kedubes Jerman lantas memberikan minta maaf ke publik lewat pernyataan resmi.
Advertisement
Baca Juga
"Kami menyesali apa yang telah terjadi, dan itulah yang perlu kami katakan," ujar jubir Kedubes Jerman Dr. Matthias Müller kepada Liputan6.com, Senin (21/12/2020).Â
Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar Jerman menyesalkan adanya kesan negatif di mata publik serta mitra-mitra Indonesia, dan menegaskan bahwa tidak ada tujuan politis di balik kunjungan tersebut.Â
Diplomat perempuan Kedubes Jerman itu sedang mencari-cari informasi tentang demo 1812, salah satunya termasuk ke FPI. Hal itu disebut berdasarkan inisiatif pribadi. Diplomat itu datang dengan mobil diplomatik ditemani pegawai lain.
Tak disangka, ada yang memfoto wanita itu dari belakang saat tiba di Petamburan. Foto diplomat berambut pirang itu menjadi viral dan menimbulkan spekulasi tentang hubungan FPI dan Kedubes Jerman.Â
Kedubes Jerman menolak menjawab terkait lamanya durasi kunjungan, serta isu penembakan anggota Laskar FPI.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bantah Dukung FPI Setelah Kunjungi Petamburan
Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman membantah anggapan bahwa negaranya mendukung FPI. Selain itu, pihak Jerman mengaku tidak tahu pegawainya datang ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.Â
Pada Minggu (20/12) kemarin, perwakilan Jerman telah memberi klarifikasi ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
"Pertemuan yang dilakukan adalah atas inisiatif pribadi tanpa mendapatkan perintah atau sepengetahuan pimpinan Kedutaan Besar Jerman," ujar pihak Kedubes Jerman seperti dilaporkan situs Kemlu.go.id.
"Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman sampaikan permintaan maaf dan penyesalannya atas kejadian tersebut," lanjut pihak Jerman.
Kunjungan pegawai Kedubes Jerman ke markas FPI menjadi perhatian di media sosial. Simpatisan FPI menilai kunjungan ini sebagai simbol dukungan. Terlebih lagi, kunjungan terjadi saat kasus penembakan Laskar FPI sedang ramai dibahas.
Penafsiran itu lantas dibantah pihak Jerman yang menegaskan negara mereka ingin melawan intoleransi, radikalisme, dan ujaran kebencian.
"Kedutaan Besar Jerman serta menolak tegas kesan bahwa kedatangan staf Kedutaan tersebut sebagai bentuk dukungan Jerman kepada organisasi tersebut," kata pihak Jerman.
Advertisement
Polisi Akan Beberkan Barang Bukti Kasus Penembakan 6 Laskar FPI ke Komnas HAM
Kasus penembakan anggota Laskar FPI masih terus bergulir. Bareskrim Polri akan membeberkan seluruh barang bukti yang ditemukan penyidik dalam kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek ke Komnas HAM. Rencananya kegiatan tersebut akan dilakukan hari ini.
"Intinya tim Komnas  HAM ingin melihat barang bukti yang disita penyidik," tutur Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi saat dikonfirmasi, Senin.
Andi menyatakan pihaknya akan bertindak secara profesional. Penyidik tidak akan menutupi apapun perkembangan dari penanganan kasus tersebut.
Termasuk menunjukkan kepada Komnas HAM kondisi kendaraan yang terlibat bentrok, baik milik petugas kepolisian maupun yang digunakan laskar FPI. Hanya saja, Andi tidak merinci teknis pertemuan kedua instansi tersebut.
"Pelaksanaannya hari ini, jam 13.00 WIB," kata Andi.
Keluarga enam laskar Front Pembela Islam atau FPI yang menjadi korban penembakan polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50 akan menyambangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM pada pukul 09.30 WIB, Senin (21/12/2020).
Hal itu dikatakan oleh Anggota Tim Hukum FPI, Aziz Yanuar, pada Minggu malam (20/12).
Aziz menuturkan, kedatangan para keluarga korban guna memberikan sejumlah bukti dugaan pelanggaran HAM berat oleh aparat kepolisian mengenai kasus yang diklaim polisi sebuah aksi baku tembak tersebut.
"Kami dari tim kuasa hukum keluarga 6 syuhada korban dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dan BHF DPPÂ FPIÂ rencananya bersama dengan para perwakilan keluarga para syuhada dan beberapa tokoh nasional akan mendatangi Komnas HAM RI guna memberikan bukti dan penjelasan versi kami kepada Komnas HAM," terang Aziz.