Jelang Tahun Baru China, Tiongkok Perketat Pembatasan 2 Kota Terkait COVID-19

Tetapi lonjakan di provinsi Hebei, yang berbatasan dengan Beijing, telah memicu penguncian baru menjelang Tahun Baru China bulan depan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jan 2021, 17:35 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 17:35 WIB
FOTO: Corona Mereda, Kota Terlarang China Kembali Dibuka
Para pengunjung mengenakan masker saat berjalan di Kota Terlarang, Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Kota Terlarang kembali dibuka setelah ditutup lebih dari tiga bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - Dua kota di China, tepatnya di selatan Beijing semakin memperketat pembatasan COVID-19 pada Sabtu, 9 Januari 2021. Hal ini terjadi ketika pihak berwenang berlomba untuk membasmi kembalinya infeksi.

China sebagian besar telah mengendalikan wabah domestiknya setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir 2019.

Tetapi lonjakan di provinsi Hebei, yang berbatasan dengan Beijing, telah memicu penguncian baru menjelang Tahun Baru China bulan depan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (9/1/2021).

Hebei telah melaporkan lebih dari 130 kasus COVID-19 dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 200 lebih infeksi tanpa gejala.

Sebagian besar kasus terjadi di kota Shijiazhuang, yang bersama dengan daerah sekitarnya, dihuni oleh 11 juta orang.

Beberapa infeksi lain dilaporkan di kota tetangga Xingtai, rumah bagi 7 juta orang.

Shijiazhuang menghentikan operasi kereta bawah tanah mulai Sabtu pagi ini untuk membantu "pencegahan dan pengendalian wabah", kata pihak berwenang.

Jalan raya utama menuju kota, sekitar 300 km selatan Beijing, China telah ditutup dan perjalanan penumpang antar kota dihentikan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Vaksin Jadi Solusi

Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Seorang pekerja berada di dalam laboratorium di pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Semalam, kota Xingtai mengumumkan agar warganya tinggal di rumah selama seminggu untuk mengekang penyebaran wabahnya.

Pengekangan itu dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juta melintasi China untuk mengunjungi keluarga dan teman, dengan wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional Zeng Yixin memperingatkan pada hari Sabtu bahwa festival tersebut "akan semakin meningkatkan risiko penularan".

Pihak berwenang berlomba untuk meluncurkan vaksin, dengan lebih dari 9 juta dosis yang diberikan sejauh ini, Zeng menambahkan.

Otoritas kesehatan baru-baru ini memberikan persetujuan bersyarat kepada kandidat vaksin oleh raksasa farmasi China Sinopharm, dengan suntikan penggunaan darurat sudah diberikan pada akhir tahun 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya