Afghanistan Laporkan Kasus Pertama Positif Virus Corona COVID-19

Kasus pertama Virus Corona COVID-19 dikonfirmasi pertama kali ditemukan di Afghanistan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 25 Feb 2020, 13:43 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 13:43 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Li Xue (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Kabul - Menteri Kesehatan Afghanistan mengatakan PADA Senin 24 Februari 2020 bahwa negara tersebut telah mengidentifikasi kasus COVID-19 yang pertama kali dikonfirmasi.

Ferozuddin Feroz, menteri kesehatan setempat, mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa salah satu dari tiga kasus yang dicurigai dinyatakan positif memiliki Virus Corona di Provinsi Herat, bagian barat.

Dia mengumumkan keadaan darurat di provinsi itu, yang berbatasan dengan Iran di mana puluhan kasus telah dikonfirmasi dan 12 orang telah meninggal.

"Saya meminta orang-orang untuk mencoba tinggal di rumah dan membatasi pergerakan mereka," kata Ferozuddin, merujuk pada penduduk di wilayah perbatasan.

Tiga tersangka pasien di Herat baru-baru ini kembali dari Iran, Dr Sayed Attaullah Sayedzai, kepala departemen pengawasan penyakit di kementerian kesehatan masyarakat, mengatakan pada hari Minggu.

Kasus yang dikonfirmasi adalah seorang pria berusia 35 tahun yang baru saja kembali dari kota Qom, rumah bagi sebagian besar kasus coronavirus Iran, dan sekarang telah ditempatkan di karantina, kata Feroz.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Menghentikan Mobilitas

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Li Xiang, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memeriksa hasil pengujian di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu

Afghanistan menghentikan semua pergerakan udara dan darat ke dan dari Iran pada akhir pekan.

"Hal yang membuat kami khawatir tentang coronavirus di Afghanistan adalah bahwa orang-orang kami, karena ekonomi lemah, sudah menderita berbagai penyakit dan mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah," kata Feroz.

Jutaan orang Afghanistan tinggal di Iran, sering bolak-balik dengan mobil dan bus melintasi perbatasan untuk melihat keluarga dan mencari pekerjaan.

Pada hari Senin, sopir taksi Aziz Ahmad mengatakan kepada Reuters bahwa dia melihat lebih dari 100 mobil dengan penumpang di sisi perbatasan Iran terhalang untuk mencapai Afghanistan.

"Beberapa penumpang mengatakan bahwa visa mereka kedaluwarsa dan mereka tidak punya cukup uang untuk tinggal di Iran," katanya. "Mereka mengatakan pemerintah Afghanistan bertanggung jawab atas warga negaranya sendiri dan harus mencari solusi untuk masalah ini."

Iran, yang mengumumkan dua kasus pertamanya Rabu lalu, mengatakan memiliki 61 kasus yang dikonfirmasi dan 12 kematian, dengan sebagian besar infeksi di kota Qom.

Arab Saudi, Kuwait, Irak, Turki dan Afghanistan telah memberlakukan pembatasan perjalanan dan imigrasi bagi para pelancong dari Iran.

Kuwait, Bahrain, dan Irak pada Senin juga mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya