Jalin Hubungan dengan Banyak Negara, Ini Penjelasan Kerja Sama Regional dan Multilateral

Begini penjelasan soal kerja sama regional dan multilateral.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Jan 2021, 20:10 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 20:10 WIB
KTT ke-3 RCEP di Bangkok menghasilkan Joint Leaders Statement on Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). (Biro Pers Istana)
KTT ke-3 RCEP di Bangkok menghasilkan Joint Leaders Statement on Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). (Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah negara tidak hanya menjalin hubungan dengan satu negara lain, namun juga dengan beberapa negara sekaligus atau beberapa instansi internasional.

Jika hubungan antar dua negara disebut dengan kerja sama bilateral, hubungan suatu negara dengan sejumlah negara bersamaan disebut dengan kerja sama regional dan kerja sama multilateral. 

Penjelasannya, kerja sama tersebut melibatkan lebih dari dua negara. Bedanya, kerja sama regional terjadi karena negara-negara itu berdekatan lokasinya sedangkan kerja sama multilateral terjadi karena negara-negara tersebut memiliki kesamaan tujuan. Demikian seperti mengutip penjelasan dalam channel Youtube MoFa Indonesia, Rabu (27/1/2021). 

Lantas, apa pentingnya kerja sama regional dan multilateral? Apakah kerja sama bilateral tidak cukup?

Beberapa masalah, misalnya di bidang ekonomi, lingkungan hidup, sumber daya alam atau penanganan pandemi yang melibatkan banyak negara.

Masalah seperti itu butuh dibahas bersama lantaran perlu penanganan yang lebih serius dan melibatkan banyak pihak. Ini yang membuat baik kerja sama regional maupun multilateral menjadi fondasi penting dalam menciptakan perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kerja Sama Regional

Pelaksanaan KTT ke-35 ASEAN Bangkok, Senin 4 November 2019. (Biro Pers Kepresidenan)
Pelaksanaan KTT ke-35 ASEAN Bangkok, Senin 4 November 2019. (Biro Pers Kepresidenan)

Kerja sama regional merupakan kerja sama negara-negara yang berdekatan di suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini penting karena umumnya negara yang berdekatan memiliki kesamaan karakteristik, tujuan dan masalah yang dihadapi, yang belum tentu dihadapi oleh kawasan lain.

Contohnya bagi negara-negara di kawasan Pasifik, di mana isu kelautan adalah hal yang penting karena kawasannya terdiri dari pulau-pulau. Namun belum tentu isu kelautan ini jadi fokus utama negara di kawasan Afrika karena mayoritas geografisnya adalah daratan.

Kerja sama regional ini juga penting sebagai wadah diskusi antar negara tetangga karena perlu diketahui, konflik yang paling sering terjadi di dunia adalah konflik antar negara tetangga baik karena perebutan wilayah, sumber daya alam atau pengaruh politik.

Komunikasi ini dijaga oleh negara-negara di dalam suatu kawasan melalui suatu organisasi regional.

Organisasi regional ini umumnya memayungi kawasan seperti Uni Eropa di kawasan Eropa, Liga Arab di kawasan timur tengah, Mercosur di kawasan Amerika Latin, Uni Afrika bagi benua Afrika dan untuk Asia Tenggara adalah ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations.

Kerja sama regional utama Indonesia adalah ASEAN.

Asia Tenggara adalah kawasan terdekat Indonesia. ASEAN telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kebijakan luar negeri Indonesia sejak berdirinya ASEAN hingga saat ini. ASEAN juga soko guru atau tiang penyangga dalam politik luar negeri Indonesia.

Sedangkan untuk wilayah barat di kawasan Samudera Hindia, Indonesia tergabung dalam Indian Ocean Rim Association atau IORA. Organisasi ini adalah satu-satunya organisasi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di kawasan Samudera Hindia, dari keamanan maritim, ekonomi, perikanan, penanganan bencana hingga pemberdayaan perempuan.

Indonesia pernah menjadi tuan rumah pertemuan IORA tingkat kepala negara pada tahun 2017.

Beralih untuk wilayah sebelah timur di kawasan Pasifik, Indonesia juga aktif memajukan pembangunan dan kesejahteraan bersama melalui beberapa organisasi seperti MSG atau Melanesian Spearhead Group, PIF atau Pacific Islands Forum dan SWPD atau South West Pacific Dialogue.

Selain itu, Indonesia juga menjalin kerja sama antar kawasan seperti FEALAC atau Forum for East Asia and Latin America Cooperation dan ASEM yaitu Asia Europe Meeting untuk menjembatani isu-isu antar kawasan.

Kerja sama antar kawasan ini juga ada yang terbentuk untuk membahas isu dalam bidang tertentu seperti CTI-CFF atau the Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security yang fokus kepada kerja sama konservasi dan pengelolaan sumber daya laut di kawasan segitiga terumbu karang atau APEC, Asia-Pacific Economic Cooperation untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan asia-pasifik.

Selain itu, Indonesia juga aktif menjalin kerjasama dengan organisasi regional di kawasan lain contohnya seperti perjanjian ekonomi dengan Uni Eropa atau dengan Gulf Cooperation Council. 

Kerja Sama Multilateral

Presiden Jokowi dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang.
Presiden Jokowi dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang. (Biro Pers Istana)

Berbeda dengan kerja sama regional, kerja sama multilateral lebih berfokus kepada isu dan kepentingan global dan negara anggota tidak harus berdekatan secara geografis untuk bekerjasama.

Biasanya isu-isu yang dibahas dalam kerja sama multilateral adalah hal-hal yang sifatnya mengglobal seperti isu keamanan dan perdamaian dunia, pemanasan global, lingkungan hidup, ekonomi maupun kesehatan seperti penanganan pandemi COVID-19.

Melalui kerja sama multilateral ini negara-negara memiliki kesempatan untuk mengambil langkah bersama untuk permasalahan yang sama-sama dialami warga dunia.

Diplomasi multilateral Indonesia mengusung prinsip inklusivitas dan kesetaraan, kerja sama, non-intervensi, perdamaian dunia serta menegakkan dan menghormati tatanan hukum internasional.

Hubungan multilateral ini dilakukan Indonesia melalui sejumlah organisasi internasional yaitu organisasi-organisasi yang dibentuk masyarakat dunia yang memiliki tujuan yang sama.

Indonesia saat ini tergabung dalam 200 organisasi International. Melalui keanggotaan ini, Indonesia berperan aktif dalam isu-isu global sekaligus menyuarakan kepentingan Indonesia guna menyejahterakan bangsa.

Salah satu organisasi internasional di mana Indonesia menjadi anggotanya adalah United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa yang biasa disingkat PBB.

PBB adalah organisasi internasional terbesar dengan 193 negara anggota.

Tugas utama PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Indonesia bergabung dengan PBB sebagai anggota ke-60 pada 28 September 1950. Hubungan Indonesia dan PBB bisa disebut spesial karena PBB berperan penting dalam pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh dunia di masa itu.

Di masa kini, melalui PBB, Indonesia berkontribusi terhadap perdamaian dunia dengan menjadi peringkat ke-8 terbesar kontributor pasukan perdamaian dunia. Indonesia juga terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menjadi pembangun jembatan pihak-pihak yang berkonflik di Afghanistan, juga menjaga kedaulatan bangsa dari pihak-pihak yang berusaha mengancam kepentingan Indonesia.

Saat ini Indonesia sedang menduduki posisi spesial di PBB yaitu sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020 sehingga bisa ikut terlibat dalam pengambilan keputusan untuk isu-isu strategis, utamanya untuk jaga keamanan internasional.

Indonesia juga terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB tahun 2020-2022 dan anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB atau ECOSOC periode 2021-2023.

Indonesia juga aktif pada lembaga-lembaga khusus dibawah naungan PBB seperti Badan Pangan dan Pertanian atau FAO, Dana Moneter Internasional atau IMF, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan atau UNESCO dan masih banyak sekali yang lain.

Sebagian kecil manfaat langsung dari partisipasi aktif ini contohnya adalah Indonesia menjadi negara pertama di wilayah Asia Tenggara yang menjalani uji klinis WHO Solidarity Trial untuk menemukan pengobatan COVID-19.

Sementara di UNESCO, Indonesia telah berhasil membuat 49 warisan nasional untuk diakui oleh UNESCO seperti batik, wayang, Kapal Phinisi hingga Tambang Ombilin.

Tak hanya sampai di situ, Indonesia juga aktif dalam organisasi internasional lainnya. Contohnya adalah Organisasi Kerja sama Islam atau OKI yang beranggotakan negara-negara Islam atau mayoritas penduduk Islam. Di OKI prioritas Indonesia adalah kemerdekaan Palestina, promosi Islam sebagai agama yang damai atau rahmatan lil'alamin dan perlunya semangat persaudaraan Islam dalam mengatasi tantangan global.

Kerja Sama Multilateral Bidang Lain

2foto-wto-131204b.jpg
Presiden SBY tampak berfoto dengan Dirjen WTO Roberto Azevedo dan beberapa peserta konferensi (Rumgapres/Abror Riski)

Dalam bidang ekonomi Indonesia terlibat pada organisasi G-20 dan WTO atau World Trade Organization.

Melalui kedua organisasi ini, Indonesia berkontribusi dalam menata struktur finansial global dan mempertahankan kepentingan ekonomi Tanah Air seperti akses produk pasar kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa.

Salah satu organisasi internasional yang sangat bersejarah untuk Indonesia adalah Gerakan Non-Blok atau GNB yang lahir dari Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Pada mulanya GNB bertujuan untuk mendukung kemerdekaan nasional dan kedaulatan negara-negara anggotanya. Namun kini, visi GNB berevolusi untuk saling membantu kemandirian dan kemajuan antar anggotanya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya