Indonesia-Hungaria Siap Bentuk Dana Investasi Senilai 500 Juta Dolar AS

Indonesia dan Hungaria kembali bahas investasi yang mencapai 500 juta dolar AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Feb 2021, 14:27 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 14:27 WIB
Kepadatan Jalan Tol Jakarta Cikampek Jelang Natal
Suasana contraflow Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Kamis (24/12/2020). Puncak arus lalu lintas keluar Jabodetabek via jalan tol diprediksi terjadi hari ini, Kamis (24/12). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Hungaria serius ingin membentuk dana investasi (investmend fund) senilai 500 juta dolar AS. Sebuah Letter of Intent (LoI) juga diteken hari ini oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Péter Szijjártó.

Menlu Retno menyebut kerja sama ekonomi Hungaria memiliki potensi di bidang ekspor komponen elektronik dan otomotif, serta dalam teknologi.

"Saya juga mengharapkan agar LoI Pembentukan Indonesia–Hungary Investment Fund yang ditandatangani hari ini dapat membuka jalan untuk meningkatnya partisipasi Hungaria pada proyek-proyek, seperti infrastruktur digital, instalasi pengolahan air dan pekerjaan umum," ujar Menlu Retno, Selasa (16/2/2021)

Perdagangan Indonesia dan Hungara naik 13,25 persen menjadi US$ 212 juta. Kedua negara pun sepakat untuk membentuk hub produk Indonesia di Hungaria.

Indonesia dan Hungaria juga sepakat untuk bekerja sama dalam proyek sistem pembayaran jalan tol atau multi-lane free flow (MLFF) electronic toll-road payment. Menlu Hungaria berkata kerja sama ini adalah keberhasilan signifikan.

Sistem tol itu dioperasikan oleh Hungaria dengan kerangka konsensi selama 10 tahun. 

"Sistem tol ini akan berdasarkan teknologi yang kita gunakan di Hungaria," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pemerintah dan Dana Investasi

Rapat Perdana, Sri Mulyani - DPR Evaluasi Kinerja 2019 dan Rencana 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (4/11/2019). Ini merupakan rapat perdana Menkeu dengan Komisi XI DPR RI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan instrumen kebijakan demi mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mendirikan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

"Pemerintah akan terus berupaya dan mengembangkan instrumen kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Termasuk instrumen pendirian Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia," ujar dia dalam webinar bertajuk "Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional", Rabu, 27 Januari 2021.

Untuk itu, bendahara negara ini memastikan LPI hanya akan di isi oleh orang-orang dengan kredibilitas tinggi. Sebab, lembaga anyar ini akan dijadikan role model untuk pengelolaan dana investasi secara akuntabel dan profesional.

"SWF ini kita mulai dirikan dengan prinsip tata kelola yang baik. Merekrut orang-orang terbaik dengan kredibilitas yang tinggi, karena ini akan menjadi instrumen untuk mengembangkan financing atau pembiayaan pembangunan secara kreatif Namun tetap akuntabel dan transparan," terangnya.

Selain itu, dengan kehadiran tokoh yang mempunyai kredibilitas tinggi. Diharapkan mampu mengoptimalkan potensi dari berbagai aset yang dimiliki negara.

"Sehingga mereka mampu memberikan nilai tambah yang berkelanjutan. Itulah langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya