Retno Marsudi Bahas Myanmar, Palestina, dan Sawit dengan Menlu Hungaria

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bertemu dengan Menlu Hungaria Péter Szijjártó.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Feb 2021, 13:17 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 13:17 WIB
Kudeta Myanmar, Militer Bebaskan Lebih Dari 23 Ribu Tahanan
Para narapidana berada di atas truk saat pemberian amnesti yang menandai peringatan 74 tahun Hari Persatuan Myanmar di penjara Insein di Yangon, Myanmar(12/2/2021). Pemberian amnesti tersebut dilakukan saat Myanmar ramai mengenai penangkapan pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Péter Szijjártó untuk bertukar pikiran mengenai banyak isu. Beberapa topik yang dibahas adalah kerja sama ekonomi, Myanmar, Palestina, hingga sawit

Kedua menlu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk peningkatan kapasitas diplomatik dan Letter of Intent (LoI) untuk membentuk Indonesia-Hungary Investment Fund.

Menlu Retno turut menyampaikan pandangannya terkait kudeta militer di Myanmar. Ia menegaskan bahwa posisi Indonesia adalah mendukung keselamatan rakyat.

"Saya menyampaikan bahwa bagi Indonesia, keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus menjadi prioritas utama dan upaya untuk mengamankan berlanjutnya transisi inklusif menuju demokrasi perlu dikedepankan," ujar Menlu Retno pada konferensi pers virtual, Selasa (16/2/2021). 

Isu lain yang turut dibahas adalah masalah sawit di Uni Eropa. Menlu Retno kembali menggemakan narasi pemerintah bahwa sawit Indonesia sedang didiskriminasi di Eropa.

Retno mengaku prihatin dan berharap ada pemahaman yang baik antara Uni Eropa dan Indonesia terkait sawit, serta mencegah diskriminasi-diskriminasi produk sawit.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Isu Palestina

FOTO: Tepi Barat dan Jalur Gaza Berlakukan Lockdown dan Jam Malam COVID-19
Sejumlah polisi berjaga saat lockdown di Kota Khan Younis, Jalur Gaza, Palestina, 19 Desember 2020. Lockdown penuh dan jam malam diberlakukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mengendalikan meningkatnya jumlah infeksi dan kematian akibat COVID-19. (Xinhua/Yasser Qudih)

Menlu Retno juga membahas masalah Palestina, dan meminta dukungan agar terwujud solusi yang permanen di level internasional.

"Mendukung upaya-upaya untuk mencapai solusi yang adil dan permanen untuk isu Palestina sesuai parameter yang disetujui secara internasional," kata Menlu Retno.

Isu lain yang dibahas Menlu Retno adalah terkait vaksin. Sekali lagi, ia menolak adanya nasionalisme vaksin.

Sementara, Menlu Hungaria lebih berfokus membahas kerja sama ekonomi. Ia mengaku senang karena Hungaria membantu berinvestasi teknologi di sektor transportasi Indonesia. 

Namun, ia menekankan bahwa kerja sama yang lebih baik adalah antar masyarakat, seperti dalam bidang pendidikan. 

"Dasar terbaik untuk kerja sama kita adalah konteks people-to-people. Itu bisa melalui pendidikan," ujar Menlu Hungaria. 

Menlu Hungaria mengaku senang karena makin banyak orang Indonesia yang tertarik belajar di Hungaria. Ia lantas menyebut ada 100 beasiswa yang disediakan pemerintah Hungaria per tahun untuk Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya