Aplikasi Clubhouse Viral di Arab Saudi, Undangannya Dijual hingga Ratusan Ribu Rupiah

Aplikasi Clubhouse tidak bisa diakses sembarang orang. Warga Arab Saudi ramai-ramai memakai aplikasi ini.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Feb 2021, 20:25 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 20:25 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Aplikasi percakapan Clubhouse sedang populer di Kerajaan Arab Saudi. Selama beberapa pekan terakhir, ribuan pengguna baru muncul di Arab Saudi. Negara-negara Arab lain juga mulai menggunakannya.

Menurut laporan Arab News, Selasa (16/2/2021), aplikasi percakapan audio ini sedang menjadi aplikasi terpopuler di iOS App Store Arab Saudi. Clubhouse belum tersedia di Google Play Store Android.

Clubhouse terbilang unik karena pengguna bisa menyimak percakapan suara secara real-time dan bisa didengar tiap pengguna. Penampilan Clubhouse seperti diskusi panel virtual, dan pengguna bisa menjadi host, moderator, atau audiens.

Untuk bergabung ke Clubhouse, pengguna harus diundang terlebih dahulu dan tak bisa langsung daftar seperti aplikasi lain. Undangan bisa didapat dari anggota Clubhouse.

Awalnya, anggota baru bisa mendapatkan satu undangan, kemudian mendapat tiga undangan lagi. Totalnya, seorang anggota bisa memberikan empat undangan.

Aturan yang unik ini membuat undangan Clubhouse diperjualbelikan di Arab Saudi mulai dari 15 riyal (Rp 55 ribu) bahkan 53 riyal (Rp 196 ribu). Ada pula yang mau mengirim undangan bila mendapat follower atau retweet di Twitter.

 
 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menteri Ikut Join

Ilustrasi Apple
Ilustrasi Apple (AP Photo/Mark Lennihan)

Aplikasi ini menjadi viral di Arab Saudi setelah populer di karangan pengusaha dan investor teknologi, lalu diikuti para influencer dan pembuat konten, serta orang dengan berbagai hobi.

Menteri Pariwisata Arab Saudi Ahmed Al-Khateeb dan Menteri Komunikasi Abdullah Al-Swaha sudah bergabung di aplikasi ini. Al-Khateeb ikut berdiskusi mengenai wisata Saudi pada Minggu 14 Februari.

Aplikasi ini menarik orang-orang yang ingin bertemu orang baru atau sekadar bersenang-senang. Ada pula yang mencari pasangan.

Saat ini, Clubhouse masih dalam tahap beta, sehingga aturan masih longgar. Namun, pengguna aplikasi itu diminta menghindari kelakuan diskriminatif dan agresif. Ketertiban ruang percakapan dapat dikendalikan oleh host atau moderator.

Aplikasi ini sudah dilarang di China. Ke depannya, Clubhouse berusaha agar aplikasi ini bisa lebih terbuka untuk dinikmati lebih banyak orang di dunia.

Efek Elon Musk

Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Sebelum viral di Arab Saudi, Clubhouse dibuat meroket oleh miliarder Elon Musk. Ia menggunakan aplikasi itu dengan CEO aplikasi trading Robinhood, Vlad Tenev.

CNBC melaporkan aplikasi ini sudah rilis sejak Maret 2020, tetapi pada Mei 2020 baru punya 1.500 pengguna. Valuasinya saat itu masih US$ 100 juta.

Terkini, Backlinko menyebut ada 6 juta orang yang meramaikan Clubhouse, empat juta di antaranya baru terdaftar antara Januari dan Februari 2021. Valuasi Clubhouse ikut meroket menjadi US$ 1 miliar.

Elon Musk juga sebelumnya pernah menggenjot aplikasi Signal sebagai alternatif WhatsApp yang sempat dilanda isu terkait privasi pengguna. Saat ini, Musk menjadi orang paling populer di Clubhouse dengan lebih dari 240 ribu pengikut.

 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya