Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Joe Biden melancarkan serangan udara ke Suriah pada Kamis malam (25/2) waktu AS. Targetnya adalah fasilitas-fasilitas militan Syiah yang dibeking Iran.Â
Serangan ke Timur Tengah itu terjadi saat Presiden Biden baru menjabat selama satu bulan.
Advertisement
Baca Juga
Menteri Pertahanan AS Llyod Austin menyambut baik serangan tersebut. Ia percaya diri serangannya tepat sasaran.Â
"Kami percaya diri bahwa targetnya digunakan oleh militan Syiah yang sama yang pernah melakukan serangan-serangan," ujar Menhan Austin, dikutip dari situs Kementerian Pertahanan AS, Jumat (26/2/2021).
Serangan udara AS itu menghancurkan beberapa lokasi di titik kontrol perbatasan yang digunakan grup militan yang dibeking Iran seperti Kait'ib Hezbollah dan Kait'ib Sayyid al-Shuhada.
Lloyd Austin juga berkata serangan dilaksanakan secara profesional, dan ia mengapresiasi anggota militer yang terlibat.Â
"Izinkan saya berkata bahwa saya sangat bangga pada pria dan wanita di pasukan kita yang melakukan serangan," ujar Menhan Austin. "Mereka melakukannya dengan cara yang sangat profesional."
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Melibatkan Iran
Menhan Austin berkata serangannya dilakukan secara diplomatis. Irak juga dilibatkan.Â
"Kami mengizinkan dan mendorong pihak Irak untuk melakukan investigasi dan mengembangkan intelijen untuk kita, dan itu sangat membantu dalam melakukan penargetan," ujar Austin.
Pemerintahan Biden berkata sudah berkonsultasi dengan mitra-mitra koalisi sebelum melakukan serangan.
Kemenhan AS juga berkata Biden akan terus melindungi personel AS dan koalisi. Pada saat yang sama, Biden akan mengambil langkah untuk mengurangi eskalasi di Suriah Timur dan Irak.
Advertisement