Dukung Aung San Suu Kyi, Dubes Myanmar untuk Inggris Dibebastugaskan

Duta Besar Myanmar Kyaw Zwar Minn merupakan mantan kolonel militer, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Mar 2021, 15:09 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 15:09 WIB
Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi (AFP)

Liputan6.com, London - Junta Militer Myanmar menarik duta besarnya untuk Inggris setelah berbicara soal penentangan kudeta dan menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi. Kyaw Zwar Minn mengatakan kepada BBC bahwa negara itu sudah "terpecah" dan berisiko mengalami perang saudara.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari yang mengklaim ada kecurangan pemilih dalam pemilihan umum 2020.

Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menang telak dalam pemilihan, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (10/3/2021).

Pengamat internasional telah membantah klaim militer atas kecurangan pemilu dan mengatakan mereka tidak melihat adanya penyimpangan.

Duta Besar Myanmar Kyaw Zwar Minn merupakan mantan kolonel militer, pada Senin 8 Maret mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pembebasan Suu Kyi.

Ia dipuji oleh Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, yang menyebutnya punya "keberanian dan patriotisme".

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Myanmar Terpecah

Jemuran Kain Penahan Serangan dari Aparat Myanmar
Seorang perempuan menggantung pakaian tradisional Myanmar bernama longyi di seberang jalan selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Senin (8/3/2021). Para pengunjuk rasa membentangkan jemuran kain yang biasa dipakai perempuan untuk memperlambat gerak polisi dan tentara. (STR/AFP)

Dalam wawancara berikutnya dengan BBC Burma, Kyaw Zwar Minn mengatakan dia memutuskan untuk mengeluarkan pernyataan itu setelah melihat meningkatnya korban akibat aksi protes.

"Saya tidak ingin melihat warga Myanmar sekarat. Saya meminta semua pengunjuk rasa dan militer untuk menghentikannya," katanya.

"Negara ini sudah sangat terpecah dan berisiko kemungkinan perang saudara. Saya ingin perdamaian."

Dia juga mengulangi seruannya untuk pembebasan Aung San Suu Kyi dan tampak berdiri teguh untuk demokrasi.

"Suu Kyi menunjuk saya dan saya akan menerima perintahnya," katanya.

"Saya meminta dia dan Presiden U Win Myint segera dibebaskan. Solusinya bukan di New York atau London, melainkan di ibu kota Myanmar Nay Pyi Taw."

Dia menyatakan bahwa pernyataan terbarunya tidak "mengkhianati negara", menambahkan bahwa dia berdiri di jalan "tengah".

Dalam wawancara, Kyaw Zwar Minn yang mewakili Myanmar di London sejak 2013, mengatakan dia tidak berencana untuk membelot atau mendapatkan suaka di Inggris.

Dia menambahkan bahwa kedutaan Burma di Inggris tidak memiliki komunikasi langsung dengan militer. Pemerintah Myanmar kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan dia dipanggil kembali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya