Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris bersiap melarang kedatangan internasional dari empat negara lagi – Bangladesh, Kenya, Pakistan dan Filipina.
Larangan itu dikeluarkan di tengah kekhawatiran perebakan varian baru Virus Corona COVID-19, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (4/4/2021).
Namun, Inggris tidak memberikan larangan kedatangan terhadap warga dari negara-negara Eropa, yang juga sedang menghadapi lonjakan baru COVID-19.
Advertisement
Departemen Transportasi Inggris pada Jumat (2/4) mengatakan bahwa jumlah negara yang ada dalam "daftar merah" itu akan mencapai 39 negara.
Pembatasan terbaru itu akan berlaku di Inggris mulai 9 April mendatang.
Sementara itu, negara-negara lain di Inggris seperti Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara juga memiliki daftar serupa.
Dalam larangan perjalanan tersebut, warga yang telah berangkat dari atau melakukan perjalanan dari negara-negara yang masuk dalam daftar merah itu sepuluh hari sebelum pemberlakuan, tidak akan diizinkan masuk ke Inggris.
Deretan negara dalam daftar tersebut termasuk Brazil dan Afrika Selatan, di mana dua varian baru Virus Corona yang lebih menular diemukan.
Sementara untuk warga negara Inggris dan Irlandia Utara, serta orang yang memiliki hak tinggal di Inggris, dapat masuk karena tidak ada larangan untuk penerbangan komersial.
Meskipun demikian, mereka tetap harus menjalani karantina di hotel yang disetujui pemerintah selama 10 hari dengan biaya sendiri.
Mereka juga diharuskan mengambil tes COVID-19 pada hari kedua dan kedelapan dari masa isolasi mandiri yang dijalani.
Langkah-langkah tersebut diambil guna mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh varian baru Virus Corona di Inggris.
Diketahui, Inggris telah mencatat jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19 di Eropa, yaitu lebih dari 126.500 kematian.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Negara-negara Eropa Tidak Masuk Daftar Merah
Tidak ada negara Eropa yang masuk dalam "daftar merah" Inggris, meskipun sebagian besar negara Eropa kini kembali mengalami lonjakan COVID-19.
Lonjakan kasus infeksi itu mendorong sebagian negara di Eropa untuk kembali memberlakukan kebijakan lockdown – atau penghentian sebagian kegiatan dan penutupan wilayah.
Lonjakan baru itu didorong oleh varian baru Virus Corona, menurut pakar, termasuk yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, yang kini merebak di Eropa.
Pada 2 April 2021, WHO mengeluhkan lkeambatan vaksinasi COVID-19 di negara-negara Eropa – selain Inggris – dengan mengatakan mereka telah kalah dalam pertarungan untuk melindungi rakyat mereka.
Pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dalam Beberapa hari terakhir, telah menghadapi pertanyaan tentang mengapa Prancis, yang mengalami salah satu perebakan pandemi terburuk di Eropa, tidak ada dalam "daftar merah" tersebut.
Namun, mengingat ketergantungannya pada lalu lintas dari berbagai pelabuhan, menempatkan Prancis dalam daftar itu dapat memiliki implikasi serius bagi arus perdagangan masuk dan keluar Inggris.
Menurut Departemen Transportasi Inggris, sebagian besar kasus varian baru COVID-19 Afrika Selatan yang terdeteksi di Inggris sejauh ini terkait dengan perjalanan internasional dan sangat sedikit yang diperkirakan berasal dari Eropa.
Advertisement