Liputan6.com, Kent - Pada 4 Mei 1970, di Kent, Ohio, 28 Garda Nasional Amerika Serikat menembakkan senjata mereka ke sekelompok demonstran anti-perang di Universitas Negeri Kent.
Tragedi tersebut terjadi selama demonstrasi damai yang menentang meluasnya keterlibatan Amerika Serikat pada Perang Vietnam ke Kamboja yang pada saat itu dianggap merupakan negara netral, serta memprotes kehadiran Garda Nasional di kampus.
Baca Juga
Berdasarkan History, insiden tersebut menandai pertama kalinya seorang siswa terbunuh dalam pertemuan anti-perang dalam sejarah Amerika Serikat.
Advertisement
Dua hari sebelumnya, pada 2 Mei, pasukan Garda Nasional dipanggil ke Kent untuk menekan kerusuhan mahasiswa sebagai protes atas Perang Vietnam dan invasi AS ke Kamboja.
Keesokan harinya, protes yang tersebar dibubarkan oleh gas air mata, dan pada tanggal 4 Mei kelas dilanjutkan di Kampus Negeri Kent. Pada siang hari, meski ada larangan unjuk rasa, sekitar 2.000 orang berkumpul di kampus.
28 tentara Garda Nasional menembakkan sekitar 67 peluru selama 13 detik, menewaskan empat mahasiswa dan melukai sembilan lainnya, di antaranya yaitu Allison Beth Krause (19), Jeffrey Glenn Miller (20), Sandra Lee Scheuer (20), dan William Knox Schroeder (19), tewas dan sembilan lainnya luka-luka, salah satunya menderita kelumpuhan permanen.
Semua meninggal di tempat kejadian kecuali Schroeder, yang dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Memorial Robinson di dekat Ravenna tak berselang lama setelah dibawa.
Saksikan Video Berikut Ini:
Penembakan itu Memicu Protes di Kampus-kampus di Seluruh Negeri
Krause dan Miller termasuk di antara lebih dari 300 siswa yang berkumpul untuk memprotes perluasan Serangan Amerika Serikat ke Kamboja, yang diumumkan oleh Presiden Richard Nixon dalam pidato televisi pada tanggal 30 April, satu minggu sebelumnya.
Scheuer dan Schroeder berada di antara beberapa ratus orang lainnya yang telah mengamati proses penembakan pada jarak lebih dari 91 meter dari garis tembak; seperti kebanyakan pengamat, para mahasiswa menyaksikan protes selama istirahat di antara kelas mereka.
Beberapa pengunjuk rasa, yang tidak mau mengalah, membalas dengan melempar batu dan secara verbal mengejek pasukan.
Korban terdekat adalah 18 meter jauhnya, dan yang terjauh hampir 228 meter jauhnya.
Setelah periode ketidakpercayaan, keterkejutan, dan upaya pertolongan pertama, siswa yang marah berkumpul di lereng terdekat dan sekali lagi diperintahkan untuk bergerak oleh Pengawal. Anggota fakultas berhasil meyakinkan kelompok tersebut untuk bubar, dan pertumpahan darah lebih lanjut dapat dicegah.
Penembakan itu memicu protes di kampus-kampus di seluruh negeri. Foto-foto pembantaian itu menjadi gambaran abadi gerakan anti-perang. Tragedi Itu juga menjadi momen yang menentukan bagi sebuah negara yang terpecah belah oleh konflik di Vietnam, dan selanjutnya mendorong gerakan anti-perang.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement