Liputan6.com, San Juan Island - Para ilmuwan di laboratorium San Juan Island yang terletak di negara bagian Washington, Amerika Serikat (AS) telah berhasil mengembangbiakkan sunflower sea star atau bintang laut bunga matahari di penangkaran untuk pertama kalinya. Sebuah upaya membantu menyelamatkan makhluk laut tersebut dari kepunahan.
Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/5/2021), bintang laut tersebut memiliki warna yang bervariasi dan dapat tumbuh sebesar roda sepeda serta memiliki sekitar 20 kaki.
Baca Juga
Pernah melimpah di perairan pesisir Alaska hingga Meksiko, sekarang jenis bintang laut ini terncam punah karena penyakit mengerikan akibat pemanasan laut.
Advertisement
Sebagai predator utama, bintang laut bunga matahari sangat penting dalam memelihara ekosistem laut.
"Predator puncak ini benar-benar membantu menyusun ekosistem," jelas Jason Hodin, seorang ahli biologi kelautaun yang memimpin penelitian di Friday Harbor Laboratories di San Juan Island, stasiun lapangan kelautan untuk Universitas Washington.
"Dan ketika Anda menghilangkannya, hal itu sering kali mengubah habitat menjadi ekosistem yang jauh lebih sederhana dan kurang beragam."
Menurutnya, kepunahan bintang laut bunga matahari memungkinkan ledakan populasi bulu babi ungu yang merupakan pemangsa rumput laut.
Pentingnya Bintang Laut Ini untuk Rumput Laut
Hal itu adalah sesuatu yang sangat memprihantinkan karena menurut Hodin, hutan rumput laut adalah "hutan hujan tropis lautan" yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, memurnikan air, dan menyediakan habitat penting bagi makhluk laut.
Hodin, yang juga seorang ahli biologi larva, memulai proyek pada 2019 saat Nature Conversancy (TNC), sebuah badan amal lingkungan, memberinya pendanaan.
Untuk sukses, tujuan pertama Hodin adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang biologi bintang laut agar paham bagaimana spesies itu dapat pulih di alam liar.
Setelah melakukan banyak eksperimen, mereka akhirnya berhasil membesarkan bintang laur dari tahap larva di laboratorium mereka.
Dari November 2019 hingga Januari 2021, mereka berhasil menghasilkan puluhan ribu larva dan 12 bintang laut remaja.
Para peneliti telah menemukan bahwa larva mampu bertahan hidup pada suhu yang lebih hangat daripada di habitat biasanya, meningkatkan harapan bahwa spesies dapat beradaptasi dengan baik untuk mengantisipasi kenaikan suhu air akibat krisis iklim.
Tahap selanjutnya dalam proyek itu adalah sesuatu yang disebut Hodin sebagai "buku masak."
Ia dan timnya mengumpulkan instruksi tentang cara menaikkan popoulasi bintang laut dalam skala besar.
Tujuan utamanya adalah untuk memahami apakah bintang laut yang dibesarkan di laboratorium ini dapat dipindahkan kembali ke laut.
Walau akan ada banyak tantangan, Hodin tetap bersikap optimis. "Mata kami tertuju pada hadiah reintroduksi," katanya.
"Kita perlu mulai memikirkan dampak yang kita miliki terhadap alam liar dalam konteks yang lebih luas."
Â
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement