Liputan6.com, Jakarta - Survei SMRC menunjukan bahwa mayoritas generasi Z (Zoomer) di Indonesia berpikir bahwa konflik antara Palestina dan Israel adalah pertentangan agama. Cukup banyak pula generasi Zoomer yang tak mau berpendapat terkait siapa yang salah di konflik tersebut.
Berdasarkan survei SMRC yang rilis pada Senin (31/5/2021), ada 78 persen responden di bawah usia 25 tahun yang percaya konflik Mei 2021 adalah karena pertikaian agama Islam dan Yahudi.Â
Advertisement
Baca Juga
Angka 78 persen itu jauh lebih tinggi ketimbang persentase generasi milenial, generasi X, dan baby boomer yang percaya bahwa konflik tersebut adalah akibat agama.
Selain itu 24 persen responden Zoomer mengaku tidak tahu atau tidak jawab ketika ditanya siapa yang bersalah dalam konflik ini.Â
Hanya 4 persen dari Zoomer yang tak setuju jika konflik ini dikaitkan dengan agama. Sementara, kelompok generasi lainnya yang tidak setuju mencapai dua digit.
Zoomer juga yang paling banyak menolak eksistensi negara Israel, yakni sebanyak 45 persen. Ada 36 persen yang mendukung agar Israel dan Palestina sama-sama diakui.
Generasi Z adalah generasi kelahiran sekitar 1997. Yang tertua dari mereka baru lulus kuliah dan kebanyakan masih remaja.Â
Survei SMRC itu bertajuk Sikap Publik Nasional terhadap Konflik Israel dan Palestina dan mengambil responden berusia 17 tahun ke atas pada dua periode waktu 18-21 Mei 2021 (1.203 responden) dan 25-28 Mei 2021 (1.201 responden). Survei dipilih secara acak dan dihubungi lewat telepon.
Margin of error survei diperkirakan plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling.
Pandangan Milenial, Generasi X, dan Baby Boomer
Pada kelompok usia 26-40 tahun (mayoritas milenial) sebanyak 72 persen menyebut Israel bersalam dalam konflik yang terjadi.
Kelompok usia 41-55 tahun dan 55 tahun ke atas juga memperoleh persentase serupa.
Sebanyak 63 persen kelompok 26-40 tahun yang percaya konflik yang terjadi adalah akibat agama. Dan ada 16 persen tak setuju bila konflik dikaitkan agama. Terdapat juga 21 persen yang tidak tahu atau tidak jawab ketika ditanya apakah konfliknya terkait agama.
Pada kelompok usia 41-55 tahun dan 55 tahun ke atas, ada 59 persen responden yang setuju bahwa konflik akibat agama.
Yang paling tidak setuju konflik ini terkait agama adalah generasi 55 tahun ke atas, yakni 18 persen.
Kelompok 41-55 tahun dan 55 tahun ke atas juga paling banyak yang tidak tahu atau tidak jawab ketika ditanya pakah konflik yang terjadi akibat agama.
Terkait penolakan eksistensi negara Israel, ada 41 persen dari kelompok 26-40 tahun dan 55 tahun ke atas yang tidak setuju. Penolakan paling rendah ada di kelompok 41-55 tahun, yakni 31 persen.
Advertisement