Khawatir Bahaya Varian India, Ahli Peringatkan Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19 di Inggris

Ahli memperingatkan ancaman gelombang ketiga COVID-19 di Inggris.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Jun 2021, 09:01 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2021, 09:01 WIB
Kasus Covid-19 di Inggris Lampaui 500 Ribu
Orang-orang berjalan di depan Tower Bridge di London, Inggris, pada 6 Oktober 2020. Inggris melaporkan 14.542 kasus terkonfirmasi baru COVID-19, menambah total infeksi di negara itu menjadi 530.113, menurut data resmi yang dirilis pada Selasa (6/10). (Xinhua/Han Yan)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ilmuwan penasihat pemerintah memperingatkan akan kemungkinan munculnya gelombang ketiga COVID-19 di Inggris. 

Prof Ravi Gupta, dari Universitas Cambridge, mengatakan meskipun kasus baru "relatif rendah", varian yang berasal dari India telah menyebabkan "pertumbuhan eksponensial". Dia mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk mengakhiri pembatasan COVID-19 di Inggris pada 21 Juni harus ditunda. Demikian seperti melansir BBC, Senin (31/5/2021). 

Sekretaris George Eustice mengatakan pemerintah tidak dapat mengesampingkan penundaan pelonggaran lockdown yang direncanakan.

Pada Minggu 30 Mei, Inggris melaporkan lebih dari 3.000 infeksi COVID-19 baru untuk hari kelima berturut-turut.

Sebelumnya, Inggris belum melampaui angka tersebut sejak 12 April.

Rasa Aman Palsu

FOTO: Suasana Pagi Pertama Lockdown Nasional Ketiga di Inggris
Seorang pria menyeberang jalan pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Prof Gupta berkata: "Ya, telah terjadi pertumbuhan eksponensial dalam jumlah kasus baru dan setidaknya tiga perempat dari mereka adalah yang baru (Varian India)."

"Tentu saja jumlah kasus relatif rendah saat ini - semua gelombang dimulai dengan jumlah kasus yang sedikit dan kemudian menjadi eksplosif, jadi kuncinya di sini adalah apa yang kita lihat di sini adalah tanda-tanda gelombang awal."

Namun, dia mengatakan dengan banyaknya jumlah orang yang telah divaksinasi di Inggris berarti gelombang ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk muncul daripada yang sebelumnya.

"Mungkin ada rasa aman yang palsu untuk beberapa waktu, dan itu pun menjadi perhatian kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya