Liputan6.com, Rajasthan - Delapan cheetah dari Afrika Selatan akan mempunyai rumah baru di taman nasional India pada bulan November tahun ini jika tidak ada kendala.
Dikutip dari BBC, Senin (7/6/2021), hewan darat tercepat di dunia ini akan muncul kembali di India setelah lebih dari setengah abad punah di negara itu.
"Akhirnya kami memiliki sumber daya dan habitat untuk mengenalkan kembali kucing tersebut," kata Yadvendradev Jhala, seorang dekan Institut Margasatwa India dan salah satu ahli yang ditugaskan dalam upaya tersebut.
Advertisement
Aksi ini merupakan pertama kalinya hal seekor karnivora besar akan dipindahkan dari satu benua ke benua lainnya untuk konservasi.
Cheetah mempunyai kecepatan hingga 112 kilometer per jam yang mereka biasa gunakan untuk menangkap mangsa.
Saat ini, sebagian besar dari 7.000 cheetah di dunia dapat ditemukan di Afrika Selatan, Namibia, dan Botswana.
Delapan kucing liar pertama itu akan ditempatkan di taman nasional Kuno, Madhya Pradesh. Tempat di mana banyak mangsa untuk cheetah seperti kijang dan babi hutan hidup.
Pakar satwa liar juga mendukung cagar harimau di perbukitan Mukundra Rajasthan sebagai habitat yang menjanjikan.
Konflik Manusia-Hewan menjadi Kekhawatiran
Cheetah pertama di dunia dikembangbiakkan di penangkaran India selama pemerintahan kaisar Mughal Jahangir pada abad ke-16.
Ayah dari kaisar Mughal, Akbar, mencatat ada sepuluh ribu cheetah selama masanya -- termasuk seribu di antarannya yang ada di istananya.
Hewan tersebut diimpor untuk olahraga di abad ke-20 dan penelitian menunjukkan bahwa setidaknya ada 230 cheetah di alam liar pada 1799 dan 1968.
Penyebab kepunahan kucing besar di India adalah perburuan, kurangnya habitat, dan tidak tersedianya mangsa yang cukup.
Di Afrika Selatan, di mana 60% populasi cheetah hidup, mereka menempati gurun, hutan bukit pasir, padang rumput, hutan, dan pegunungan.
Mereka dapat ditemukan di Northern Cape di mana suhu turun hingga -15 celcius dan Malawi yang tingkat kepanasannya bisa melonjak hingga 45 celcius.
"Selama ada mangsa yang cukup, habitat bukanlah faktor pembatas. Mereka bertahan dan berkembang biak di lingkungan pemangsa dengan kepadatan tinggi dan hidup berdampingan dengan singa, macan tutul, hyena tutul, dan anjing liar," jelas Vincent van der Merwe, seorang konservasionis di Afrika Selatan.
Namun, karena Cheetah sering memasuki lahan pertanian untuk berburu ternak, konflik antara manusia dan hewan dikhawatirkan dapat terjadi.
"Mereka adalah hewan yang lembut," jelas Dr Jhala. "Mereka Dimaksudkan untuk kecepatan dan menghindari konflik."
Â
Reporte: Paquita Gadin
Advertisement