Ratusan Migran Afrika Dikhawatirkan Tewas dalam Insiden Kapal Karam di Yaman

Telah ditemukan 25 jenazah migran asal Afrika dan ratusan lainnya dikhawatirkan telah tewas usai sebuah kapal karam di Yaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2021, 13:03 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 13:03 WIB
Para Migran di kapal (AFP)
Para Migran di kapal (AFP)

Liputan6.com, Lahj - Ratusan migran asal Afrika dikhawatirkan tewas setelah kapal karam di provinsi barat Lahj di Yaman pada Senin 14 Juni 2021.

Dikutip dari Arab News, Selasa (15/6/2021), seorang pejabat pemerintah setempat mengatakan bahwa para nalayan di Ras Alara di Lahj telah menemukan setidaknya 25 jenazah dengan lebih banyak lagi ditemukan.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, tetapi nelayan setempat memberi tahu kami bahwa mereka menemukan 25 jenazah migran dari laut," jelas pejabat tersebut.

Seorang petugas penjaga pantai setempat kemudian mengatakan bahwa lebih dari 300 orang telah tewas dan para penduduk setempat bergegas untuk menguburkan beberapa jenazah yang ditemukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terus Datang ke Yaman Walau Perang dan COVID-19

Surat kabar Al-Ayyam yang berbasis di Aden melaporkan bahwa para nelayan di Ras Alara melihat sekitar 150 migran yang tenggelam setelah kapal mereka bertabrakan dengan kapal lainnya.

Kapal migran tersebut membawa sekitar 400 penumpang yang sedang menuju ke pantai Yaman dari Tanduk Afrika dan empat orang Yaman termasuk di antara yang tewas.

Dalam sebuah pesan yang diposting di Twitter, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), badan migrasi PBB, mengatakan telah diberitahu tentang insiden tersebut tanpa memberikan jumlah korban yang tewas.

"IOM sedang memverifikasi laporan bahwa sebuah kapal yang membawa sejumlah besar migran dari Tanduk Afrika telah tenggelam di lepas pantai Yaman," katanya.

"Tim IOM berada di lapangan dan siap untuk menanggapi kebutuhan para penyintas."

Ribuan migran Afika terus tiba di Yaman walaupun perang dan COVID-19. Seiring dengan pantai di provinsi selatan Shabwa, Ras Alara adalah titik kedatangan utama bagi para migran Afrika yang menggunakan negara tersebut sebagai titik transit sebelum menuju ke Arab Saudi.

Pada bulan Maret, puluhan migran Afrika terbakar sampai tewas dalam kebakaran yang dimulai oleh Houthi di sebuah pusat penahanan di Sanaa yang dikuasai oleh pemberontak.

Milisi kemudian menangkap ratusan migran dan mendeportasi mereka ke sejumlah daerah yang dikuasai pemerintah di Yaman bagian selatan.

IOM mengatakan, ratusan keluarga Yaman terpaksa meninggalkan rumah sejak Januari karena meningkatknya pertempuran di beberapa provinsi.

Dari 1 Januari hingga 12 Juni tahun ini, IOM menjelaskan bahwa ada 36.726 orang dari 6.121 keluarga yang telah mengungsi setidaknya sekali.

Sebagian besar terjadi di provinsi Marib dari provinsi selatan Taiz, di mana pasukan pemerintah terlibat dalam pertempuran sengit dengan Houthi. Di Marib, 2.520 keluarga telah terpaksa meninggalkan rumah mereka dan 1.702 di Taiz.

 

Reporter: Paquita Gadin


Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain

Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya