Liputan6.com, Teheran - Iran menggelar pemilu pada Jumat (18/6/2021). Sosok Ebrahim Raisi diprediksi menjadi presiden Iran pengganti Hassan Rouhani yang masa jabatannya akan berakhir.
Ia disebut sebagai murid dari Ayatollah Ali Khamenei, serta mendapatkan sanksi Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan AP, Ebrahim Raisi memiliki latar belakang sebagai ketua hakim di Iran. Ia juga dinilai sebagai seorang garis keras. Polling dan analis di Iran menyebut Ebrahim Raisi unggul dibandingkan tiga kandidat lain.
Pemilu Iran 2021 terbilang bervariasi karena para kandidat datang dari latar belakang berbeda, mulai dari hukum, ekonomi, dan politik.
Pesain dari Raisi adalah mantan kepala Bank Sentral Iran, Abdolnasser Hemmati yang dianggap sebagai kandidat moderat. Ada juga pejabat militer senior di Garda Revolusi, Mohsen Rezaee, serta anggota parlemen berhaluan konservatif Sayyid Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi.
Apabila terpilih, Raisi akan menjadi presiden pertama Iran yang terkena sanksi oleh AS sebelum menjabat. Salah satu penyebab ia kena sanksi adalah keterlibatannya dalam eksekusi massal tahanan politik di 1988.
Raisi ikut mencoblos dengan mengenakan sorban hitam. Simbol itu secara tradisi digunakan oleh keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.
Posisi Raisi sebagai politisi garis keras akan memiliki implikasi terhadap negosiasi perjanjian nuklir Iran yang sedang dalam proses negosiasi di Vienna.
Ahmadinejad Tak Bisa Maju
Tempat pencoblosan buka pada pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Respons publik kurang berminat sebab panel yang dipimpin Khamenei melarang ratusan kandidat untuk ikut maju. Namun, Khamenei meminta masyarakat untuk berpartisipasi.
"Melalui partisipasi rakyat negara dan sistem Islamic ruling akan memenangkan poin-poin besar di arean internasional, tetapi yang pertama mendapatkan untung adalah rakyat itu sendiri," ujar Khamenei.
"Ayolah, pilih dan coblos," ujarnya.
Ahmadinejad adalah salah satu kandidat yang tak bisa ikut di pemilu 2021. Sementara, Raisi meminta agar warga ikut memilih.
"Saya mohon kepada semuanya, anak-anak muda tercinta, dan semua laki-laki dan perempuan Iran yang berbicara aksen atau bahasa apapun dari daerah manapun dan dengan pandangan politik apapu, pergilah dan memilih dan berikan suaranya," ujarnya.
Advertisement