Liputan6.com, Jakarta - Pada 21 Juli 2021 lalu, Indonesia melakukan pembaruan Nationally Determined Contributions (NDC) dan menyampaikan target pengurangan emisi Indonesia di tahun 2050 mendatang kepada UNFCCC.
Untuk menanggapi hal tersebut, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengajak serta 21 universitas Indonesia mengadakan press briefing yang mengusung tema "Muda Bersuara 2021: Selamatkan Generasi Emas 2045 dari Krisis Iklim,ā pada 29 Juli 2021.
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, Dr. Dino Patti Djalal menyampaikan bahwa kampanye Indonesia emas 2045 terlalu menekankan pada āeuforikā yang hanya berfokus pada hal-hal baik dan mengesampingkan resiko-resiko. Kerusakan iklim, misalnya.
Advertisement
Menurut Dino, upaya pemerintah belum optimal untuk membawa Indonesia keluar dari climate insecurity.
āSangat disayangkan komitmen iklim Indonesia (NDC) tidak berubah. Walau updated NDC meningkatkan ambisi on adaptation, tapi tetap harus kita lihat bahwa pada dasarnya NDC yang baru ini tidak menetapkan target baru,ā ujar Dino.
"Target Indonesia masih di 29% emissions cut di tahun 2050 dan 41% dengan bantuan internasional. Tidak sesuai dengan rekomendasi IPCC dan ilmiah yaitu 50% emissions cut di tahun 2050."
Ā
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ā
Isu Paling Penting Adalah Climate Change
Isu yang paling berpengaruh bukanlah investasi, trade, bahkan bukan pendidikan saja. Dino mengatakan bahwa isu yang paling penting saat ini adalah isu lingkungan. Karena jika lingkungan rusak, pendidikan, infrastruktur, dan lainnya akan terganggu.
Dino menekankan bahwa Indonesia harus segera memandang isu lingkungan dengan serius, jangan menunggu negara lain dan mengekor.
āDonāt be like that with climate. Dari awal aja kita grab the bull by the horns. Lakukan segala reformasi dan transisi, adaptasi sehingga ekonomi dan masyarakat kita benar-benar bisa menjadi juara dalam climate change ini," tegas Dino dalam pertemuan virtual itu.
Dino juga mengatakan bahwa anak muda adalah penggerak utama isu lingkungan karena mereka yang akan merasakan bagaimana dunia 30 atau 40 tahun mendatang. Ia juga beranggapan bahwa anak muda adalah yang paling energik, progresif pemikirannya dan paling berbeda dan berani.Ā Ā
Ā
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement