Hampir 95 Persen Kasus COVID-19 di Italia Merupakan Varian Delta

Varian COVID-19 Delta mendominasi Italia, kata Institut Kesehatan Nasional (ISS) pada Jumat (30/7), merilis data yang menunjukkan varian tersebut menyumbang 94,8 persen kasus sejak 20 Juli.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 14:00 WIB
FOTO: Lebihi China, 3.405 Orang Tewas Akibat COVID-19 di Italia
Petugas medis membawa pasien dari ambulans yang tiba di Rumah Sakit Columbus Covid 2 di Roma, Italia, Selasa (17/3/2020). Hingga Jumat (20/3/2020), jumlah kasus virus corona COVID-19 di Italia sudah mencapai 41.035 dengan total kematian sebanyak 3.405 orang. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Liputan6.com, Roma - COVID-19 Varian Delta mendominasi Italia, kata Institut Kesehatan Nasional (ISS) pada Jumat (30/7), merilis data yang menunjukkan varian tersebut menyumbang 94,8 persen kasus sejak 20 Juli.

Varian yang pertama kali ditemukan di India pada Desember 2020 itu kini menjadi dominan di dunia dan menyebabkan lonjakan tingkat infeksi yang memicu kekhawatiran pemulihan ekonomi global.

Dalam survei sebelumnya berdasarkan data per 22 Juni, varian Delta hanya menyumbang 22,7 persen kasus. Sebaliknya, varian Alpha menyumbang 3,2 persen kasus sejak 20 Juli versus 57,8 persen dari data sebelumnya.

"Sangat penting untuk melanjutkan pelacakan kasus secara sistematis dan merampungkan siklus vaksinasi secepat mungkin," kata Kepala ISS Silvio Brusaferro melalui pernyataan, sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (31/7/2021).

ISS mengeklaim survei mereka tidak mencakup semua kasus varian, tetapi hanya yang terdeteksi pada hari itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Persentase Varian COVID-19 Lain di Italia

Aktivitas di Italia saat Pelonggaran Lockdown
Para penumpang yang mengenakan masker berjalan di peron setelah turun dari kereta regional di stasiun Cadorna di Milan, Senin (26/4/2021). Italia kembali dibuka secara bertahap pada hari Senin setelah enam bulan memberlakukan lockdown untuk menghambat penyebaran Covid-19. (AP Photo/Antonio Calanni)

Pihaknya menambahkan bahwa varian Gamma, yang pertama kali muncul di Brazil, berkurang menjadi 1,4 dari 11,8 persen dalam survei terdahulu.

ISS juga menunjukkan "peningkatan yang sangat tipis" dalam kasus varian Beta, yang mulanya terdeteksi di Afrika Selatan, yang katanya ditandai oleh pengelakan imun secara parsial.

Italia mencatat 128.029 kematian COVID-19 sejak wabah melanda negara tersebut pada Februari tahun lalu. Angka tersebut merupakan yang tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris, dan tertinggi kedelapan di dunia.

Hingga kini, tercatat pula 4,34 juta kasus COVID-19 di negara tersebut.

Hingga Jumat, hampir 59 persen warga Italia yang berusia 12 tahun ke atas telah mendapatkan dosis vaksin lengkap, sementara sekitar 10 persennya masih menunggu dosis kedua.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya