Dapatkah Indonesia Mencapai Net Zero Emission di 2060?

Semua negara di dunia terus berupaya untuk mencapai net zero emission di waktu mendatang. Namun, upayanya masih jauh dari memuaskan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2021, 16:47 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 13:44 WIB
FPCI Press Conferences and Closing of “Muda Berusara 2021: Selamatkan Generasi Emas 2045”
FPCI Press Conferences and Closing of “Muda Berusara 2021: Selamatkan Generasi Emas 2045” (Hasil tangkap layar/Cindy Damara)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka menyambut Kemerdekaan Indonesia ke-76, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama dengan 21 universitas di Indonesia mengadakan press conference yang mengangkat tema "Muda Bersuara 2021: Selamatkan Generasi Emas 2045 dari Krisis Iklim" yang berlangsung pada 4 Agustus – 16 Agustus 2021.

Pada press conference hari ini, Senin (16/8/2021), membahas tentang laporan kebijakan mengenai pembaruan terbesar dari ilmu iklim. Laporan tersebut telah diterima FPCI dan telah disetujui oleh 234 penulis dari 125 pemerintahan.

Laporan tersebut meneliti tentang perubahan iklim di masa lalu, sekarang dan masa depan. Kemudian dampak-dampak yang terjadi dan cara memetakan dampak tersebut terus meningkat jika emisi tidak terkendali.

Dino Patti Djalal, selaku founder dari FPCI mengatakan bahwa pada perjanjian Paris 2015, semua negara dunia telah sepakat untuk menjaga kenaikan suhu Bumi hanya di bawah 1,5 derajat Celsius.

Jika suhu Bumi naik lebih dari 1,5 derajat Celsius, Bumi ini akan tenggelam. Oleh karena itu, dengan optimis Dino mengatakan akan mencapai 1,5 derajat Celsius pada 2030.

"Untuk mencegah skenario yang lebih buruk, kita harus mengadakan suatu program global, kerjasama internasional yang bisa mengurangi emisi dari CO2," ujar Dino.

Pasalnya Karbon Dioksida (CO2) menjadi pusat perhatian tertinggi dalam dua juta tahun, dan satu dekade terakhir ini lebih panas dari masa apapun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dampak Kerusakan Iklim

Aktivis Lingkungan Geruduk Kedubes Jepang
Aktivitis melakukan aksi di depan Kedubes Jepang di Jakarta, Rabu (26/6/2019). Mereka meminta Jepang menghentikan pendanaan proyek energi kotor batubara yang memicu krisis iklim, pencemaran, kerusakan lingkungan dan penderitaan masyarakat khususnya di Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), ada kemungkinan pada akhir abad ini es di Greenland mencair atau mendekati hilang.

Hal ini akan berdampak pada kenaikan air laut setinggi tujuh meter. Kemudian, jika es di Arktik Barat meleleh, air laut dunia bisa meningkat setinggi tiga meter.

Bagi Indonesia sendiri, sebagai negara kepulauan, ini merupakan sebuah bencana masa depan yang bisa dirasakan dampaknya dalam tahun-tahun mendatang.

Indonesia juga masih memotong 7 juta hektar hutan, dan masih menggunakan 38% persen batubara, di mana salah satu sumber energi yang paling kotor.

 

Upaya Mencapai Net Zero Emission 2060

Aksi Peringati Hari Bumi
Aktivis lingkungan hidup menggelar aksi serempak Joget Jagat: Diam Berarti Tenggelam di Jakarta, Kamis (22/4/2021). Aksi untuk memperingati Hari Bumi serta menunjukkan semangat anak muda yang tidak tinggal diam dan tetap memperjuangkan hidup di tengah krisis iklim. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terhitung enam tahun setelah perjanjian Paris, semua negara di dunia terus berupaya untuk mencapai net zero emission di waktu mendatang. Namun, upayanya masih jauh dari memuaskan. Kemajuan dan peningkatan tetap ada, tetapi belum memusakan, sepeti yang dikatakan Dino.

Dino menjelaskan, ambisi dan komitmen tetap sama seperti perjanjian Paris enam tahun lalu.

Bersama dengan anak-anak muda yang memiliki perhatian dengan lingkungan dan iklim, Dino berharap Indonesia dapat mencapai 43% reduction di 2030.

FPCI juga berharap agar pemerintah tidak bersikap defensif dalam menerima masukan terkait isu ini. Karena dampak dari krisis iklim bisa lebih parah dari COVID-19. 

Isu ini bukan hanya menjadi perhatian pemerintah, melainkan kita sebagai anak bangsa juga turut serta membangun dunia menjadi negara yang asri. Bersama-sama untuk berani melakukan perombakan.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya