4 Aksi Brutal Taliban, Salah Satunya Bunuh Bocah 8 Tahun di Afghanistan

Sejumlah aksi brutal pernah dilakukan oleh Taliban. Mulai dari penghancuran situs hingga pembunuhan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Agu 2021, 17:03 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 17:03 WIB
FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut Presiden Afghanistan Ghani telah pergi ke Tajikistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Kabul - Taliban kembali menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul pada Minggu 15 Agustus 2021. Kelompok militan itu juga menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan setelah ditinggal pergi Presiden Ashraf Ghani.

Sang presiden kabur dan diduga berlindung di Tajikistan, negara pecahan Uni Soviet yang berbatasan dengan Afghanistan.

Presiden Ashraf mengakui kemenangan Taliban. Juru bicara Taliban pun klaim perang telah berakhir dan siap berdialog.

Namun, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak menahan diri.

Sebelum kembali menguasai Afghanistan, sejumlah aksi brutal pernah dilakukan Taliban. Mulai dari penghancuran situs hingga pembunuhan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut selengkapnya:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Hancurkan Patung Buddha

FOTO: Melihat Situs Patung Buddha Raksasa yang Dihancurkan Taliban
Orang-orang Hazara berjalan di situs patung Buddha raksasa yang dihancurkan oleh Taliban pada 2001 di Provinsi Bamiyan, Afghanistan, 3 Maret 2021. Terletak di jantung pegunungan Hindu Kush, di tebing indah lembah Bamiyan terdapat gua yang berisi kuil, biara, dan lukisan Buddha. (BANGUN KOHSAR/AFP)

Pada Maret 2001, Taliban meledakkan dua patung Buddha yang monumental di Lembah Bamiyan, Afghanistan.

Pernah menjadi salah satu patung tertinggi di dunia, Bamiyan Buddha kuno hilang dari dunia selamanya, berubah menjadi serpihan melalui aksi brutal Taliban, demikian dikutip dari indianexpress.

Dua dekade kemudian, pada hari peringatan pemusnahan, Bamiyan Buddha telah dihidupkan kembali dalam bentuk proyeksi 3D dalam sebuah acara yang disebut “A Night With Buddha”.

Bamiyan terletak di pegunungan tinggi Hindu Kush di dataran tinggi tengah Afghanistan. Lembah, yang terletak di sepanjang garis Sungai Bamiyan, dulunya merupakan bagian integral dari Jalur Sutra, menyediakan jalan bagi tidak hanya pedagang, tetapi juga budaya, agama, dan bahasa.

 

2. Aksi Kejam Taliban Terhadap Perempuan

Patroli Pejuang Taliban di Kota Kabul
Pejuang Taliban berpatroli di sepanjang jalan di Kabul (17/8/2021). Taliban bergerak untuk segera memulai kembali ibu kota Afghanistan setelah pengambilalihan Kabul n dan menyuruh staf pemerintah untuk kembali bekerja. (AFP/Wakil Kohsar)

Serangan terhadap status perempuan dimulai segera setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Kabul. Taliban menutup universitas wanita dan memaksa hampir semua wanita berhenti dari pekerjaan mereka, menutup sumber bakat dan keahlian penting bagi negara. Ini membatasi akses ke perawatan medis untuk wanita, secara brutal memberlakukan aturan berpakaian yang ketat, dan membatasi kemampuan wanita untuk bergerak di sekitar kota.

Taliban melakukan tindakan kekerasan yang mengerikan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan, penculikan, dan pernikahan paksa. Beberapa keluarga terpaksa mengirim putri mereka ke Pakistan atau Iran untuk melindungi mereka.

Wanita Afghanistan yang hidup di bawah Taliban sebenarnya memiliki dunia kerja yang tertutup bagi mereka. Terpaksa berhenti dari pekerjaan mereka sebagai guru, dokter, perawat, dan pekerja administrasi ketika Taliban mengambil alih, perempuan hanya bisa bekerja dalam keadaan yang sangat terbatas. Aset yang luar biasa hilang dari masyarakat yang sangat membutuhkan profesional terlatih.

Sebanyak 50.000 wanita, yang kehilangan suami dan kerabat laki-laki lainnya selama perang saudara Afghanistan yang panjang, tidak memiliki sumber pendapatan. Banyak yang terpaksa menjual semua harta benda mereka dan mengemis di jalanan, atau lebih buruk lagi, untuk memberi makan keluarga mereka.

 

3. Pembunuhan Bocah 8 Tahun

FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. (AP Photo/Zabi Karimi)

Pada Juni 2011, Taliban menculik bocah 8 tahun dari seorang perwira polisi di Afghanistan selatan, mencekiknya dengan selendang dan membuang tubuhnya ke sungai.

Hal ini dilakukan oleh Taliban sebagai pembalasan nyata atas penolakan sang ayah -- yang merupakan polisi -- saat diminta untuk memberikan sebuah truk.

Pembunuhan bocah itu dikonfirmasi oleh polisi setempat dan pejabat pemerintah, serta kepala Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, yang menyebutnya sebagai bagian dari pola pembunuhan Taliban terhadap anak-anak.

Ayah anak laki-laki itu adalah Mohammed Daoud (36), sopir komandan polisi setempat di Distrik Gereshk di Provinsi Helmand.

PBB kala itu melaporkan bahwa Taliban dan kelompok antipemerintah lainnya bertanggung jawab atas sekitar 80 persen kematian warga sipil di Afghanistan.

 

4. Bunuh Pilot AU Afghanistan

FOTO: Rebut Kota Ghazni, Taliban Makin Dekati Ibu Kota Afghanistan
Pejuang Taliban berpatroli dalam Kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis (12/8/2021). Taliban merebut kota strategis tersebut yang berjarak hanya 150 kilometer dari Ibu Kota Kabul. (AP Photo/Gulabuddin Amiri)

Seorang pilot Angkatan Udara Afghanistan tewas akibat serangan bom di Kabul pada Sabtu (7/8) waktu setempat.

Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Dikutip dari Channel News Asia, pilot Aghanistan, bernama Hamidullah Azimi, tewas ketika bom yang dipasang di pesawatnya meledak, menurut pejabat setempat.

Lima warga sipil juga terluka akibat ledakan itu.

Komandan Angkatan Udara Afghanistan, Abdul Fatah Eshaqzai, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Azimi dilatih untuk menerbangkan helikopter UH-60 Black Hawk buatan Amerika Serikat dan telah bertugas di militer negaranya selama hampir empat tahun.

Dia telah pindah ke Kabul bersama keluarganya setahun lalu karena ancaman keamanan, tambah Eshaqzai.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Muhajid mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Taliban melakukan serangan itu.

Taliban telah mengkonfirmasi sebuah program yang menargetkan pilot Afghanistan yang dilatih AS "dihilangkan".

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya