Liputan6.com, Jos - Penembakan terjadi di Plateu, Nigeria. Sebanyak 36 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.
Penyerang juga menghancurkan bangunan dalam serangan malam tepatnya di sebuah desa dekat Kota Jos, Nigeria Tengah, kata pemerintah di daerah yang dilanda bentrokan etnis.
Baca Juga
Juru bicara militer mengatakan, orang-orang bersenjata itu masuk dari rumah ke rumah untuk membunuh penduduk di Yelwa Zangam pada Selasa 24 Agustus 2021 malam waktu setempat. Pasukannya berusaha untuk sampai ke daerah itu, karena sebuah jembatan telah hancur.
Advertisement
Jos merupakan ibu kota Plateau, negara bagian yang disebut Sabut Tengah Nigeria telah dilanda pertempuran antar-kelompok Hausa-Fulani, yang mendominasi seluruh Nigeria Utara, serta sejumlah kelompok etnis lokal yang jauh lebih kecil.
Gubernur negara Bagian Plateau, Simon Lalong mengatakan serangan itu sebagai tindakan yang brutal. Pasukan keamanan telah dikerahkan untuk memburu tersangka, dan saat ini telah menangkap 10 tersangka, seperti dikutip dari CNN, Jumat (27/08/2021).
Akibat penembakan tersebut, saat ini diberlakukan juga pengawasan malam guna mencegah hilangnya nyawa dan harta benda lebih lanjut. Sebelumnya, pihak berwenang baru-baru ini melonggarkan jam malam yang diberlakukan setelah penyerang membunuh 22 penumpang di daerah yang sama pada 14 Agustus.
Peningkatan Kekerasan Akibat Kemiskinan
Seorang penduduk setempat mengatakan para penyerang adalah orang Fulani dari daerah terdekat yang terlibat dalam perseteruan dengan komunitas Yelwa Zangam.
Kemudian, seorang petugas rumah sakit di Jos mengatakan bahwa 36 mayat telah dibawa dari desa tersebut.
Tahun ini, seluruh Nigeria mengalami peningkatan kekerasan yang tinggi. Penculikan untuk uang tebusan dan perampokan bersenjata biasa terjadi di Nigeria.
Faktor mendasar penyebab kekerasan datang dari kemiskinan yang memperkuat persaingan untuk sumber daya dan pekerjaan. Lalu di Sabuk Tengah, persaingan antar suku dan agama semakin kompleks.
Hausa-Fulani, yang berjumlah puluhan juta di seluruh Nigeria dan sebagian besar Muslim, dipandang sebagai ancaman oleh beberapa kelompok Sabuk Tengah yang lebih kecil, yang sebagian besar beragama Kristen.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement