2 Jurnalis Afghanistan Alami Penyiksaan, Taliban Dianggap Ingkar Janji

Dua orang jurnalis dari kantor berita Etilaatroz disiksa setelah meliput aksi protes perempuan di Kabul.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 16:56 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 16:56 WIB
Potret Pasukan Khusus Taliban
Pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban menguasai penuh bandara internasional Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS meninggalkannya landasan pacu. (AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)

Liputan6.com, Kabul - Jurnalis di Afghanistan mengaku mereka telah dipukuli, ditahan, dan dicambuk oleh Taliban ketika mencoba meliput protes.

Foto-foto yang beredar daring menunjukkan 2 jurnalis dari surat kabar Etilaatroz penuh bekas luka dan memar ditubuh mereka setelah ditangkap di ibukota Kabul.

Melansir dari laman BBC, Jumat (10/9/2021), salah satu dari mereka, Taqi Daryabi, mengatakan ia dibawa ke kantor polisi dimana ia ditendang dan dipukuli.

Daryabi, bersama jurnalis foto Etilaatroz, Nematullah Naqdi, telah meliput protes perempuan di Kabul pada Rabu (8/9).

Setelah itu, mereka dibawa ke kantor polisi, di mana mereka mengaku telah dipukul dengan tongkat polisi, kabel listrik, dan cambuk. Beberapa jam kemudian, mereka dibebaskan oleh Taliban, tanpa penjelasan.

"Mereka membawa saya ke ruangan lain dan memborgol tangan saya ke belakang," ujarnya.

"Saya memutuskan untuk tidak membela diri karena saya pikir mereka akan memuliki saya lebih parah, jadi saya berbaring di lantai dalam posisi melindungi bagian depan tubuh saya.

"Delapan dari mereka datang dan mereka mulai memukuli saya menggunakan tongkat polisi, karet, apa pun yang ada di tangan mereka. Bekas luka di wajah saya berasal dari sepatu mereka yang menendang wajah saya."

"Saya tidak sadarkan diri setelah itu, jadi mereka berhenti. Mereka membawa saya ke gedung lain yang ada sel dan meninggalkan saya."

Daryabi mengatakan, ia pingsan setelah pemukulan tersebut, dan sekitar dua jam kemudian ia dibebaskan.

"Saya hampir tak dapat berjalan, tetapi mereka menyuruh kami berjalan cepat. Saya sangat kesakitan."

Nematullah Naqdi mengatakan bahwa Taliban mencoba merengut kameranya segera setelah ia mulai mengambil foto protes.

"Salah satu Taliban meletakkan kakinya di kepala saya, membenturkan wajah saya ke beton. Mereka menendang kepala saya.. saya pikir mereka akan membunuh saya," ujar Nematullah Naqdi pada kantor berita AFP.

Ia bertanya mengapa ia dipukuli, dan jawaban yang ia dapat: "Kamu beruntung kamu tidak dipenggal."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Taliban Ilegalkan Aksi Protes

Demo Perempuan Afghanistan Protes Hak Bersekolah
Aksi sekelompok wanita saat berunjuk rasa di Herat, Afghanistan, Kamis (2/9/2021). Para pengunjuk rasa mendesak Taliban menghormati hak-hak kaum perempuan, termasuk menempuh pendidikan. (AFP Photo)

Kantor berita Afghanistan, Tolo, melaporkan bahwa jurnalis fotonya telah ditangkap dan ditahan oleh Taliban selama hampir tiga jam.

CPJ, sebuah organisasi non-pemerintah internasional mengatakan setidaknya 14 wartawan telah ditahan dan kemudian dibebaskan selama 2 hari terakhir.

"Taliban dengan cepat membuktikan bahwa janji sebelumnya, yang mengizinkan media independen Afghanistan untuk terus beroperasi secara bebas dan aman, tak ada artinya," ujar Steven Butler, koordinator program Asia CPJ.

"Kami mendesak Taliban untuk memenuhi janji-janji sebelumnya, untuk berhenti memukuli dan menahan jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka, dan mengizinkan media bekerja dengan bebas tanpa takut adanya tindakan pembalasan."

Awal pekan ini, Taliban menguasai Afghanistan dalam serangan besar-besaran lebih dari 3 minggu lalu, mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara yang semuanya laki-laki untuk memerintah negara tersebut.

Sejak itu, Taliban melarang aksi protes, menyatakannya ilegal kecuali ada izin dari kementerian kehakiman.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya