Liputan6.com, Kabul - Taliban mengklaim dalam sebuah video bahwa mereka telah menyita uang tunai hingga US$ 6 juta atau setara Rp 85 miliar dan 15 emas batangan dari kediaman mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh di Provinsi Panjshir.
Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan, Mohammad Zahir Agbar, sebelumnya telah mengklaim bahwa Presiden Ashraf Ghani telah "mengambil US$ 169 juta" ketika melarikan diri dari Afghanistan.
Baca Juga
Dia mengatakan Ashraf Ghani harus ditangkap dan harta negara Afghanistan dikembalikan, demikian dikutip dari laman business-standard, Selasa (14/9/2021).
Advertisement
Berbicara pada konferensi pers di Dushanbe, Agbar menyebut pelarian Ghani sebagai "pengkhianatan terhadap negara dan bangsa" dan mengklaim bahwa dia telah mengambil ratusan juta dolar milik negara.
Serangkaian laporan resmi menunjukkan bagaimana 'elit korup' di Afghanistan menjalankan pemerintah untuk keuntungan pribadi sambil melakukan kejahatan dengan impunitas, mengasingkan orang biasa dan mengemudi.
Pemborosan uang pembayar pajak sangat mencengangkan, mulai dari pendanaan sekolah 'hantu' dan pasukan militer, upaya kontra-narkotika hingga uang tunai dan emas diselundupkan melalui bandara Kabul, kata laporan itu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kabar Terbaru di Afghanistan
Pihak Taliban secara tegas menolak kehadiran wanita di kabinet mereka. Juru bicara Taliban menyebut wanita Afghanistan tidak kuat mengemban tugas sebagai menteri.Â
Tak hanya itu, Taliban berkata tugas wanita Afghanistan adalah melahirkan dan mendidik anak secara Islami. Ucapan itu dilontarkan oleh Sayed Zekrullah Hashimi dalam wawancara viral dengan Tolo News dari Afghanistan.Â
"Wanita Afghanistan adalah mereka yang melahirkan rakyat Afghanistan, mendidik mereka, mendidik etika-etika Islam," ujar Sayed Zekrullah Hashimi kepada Tolo News.
Seluruh anggota kabinet terbaru Taliban adalah laki-laki. Hal itu berbeda dari janji Taliban yang menebar janji akan lebih inklusif.
"Dia (wanita) tidak becus mengerjakan tugas sebuah kementerian," lanjut Sayed ketika ditanya apa masalah dari menteri perempuan. "Ini seperti membebankan di leher mereka sesuatu yang tak bisa mereka pikul."
Ia pun tak memusingkan wanita yang berdemo di jalan yang menuntut hak. Para pendemo dinilai tak mewakili wanita Afghanistan.
"Empat perempuan yang protes di jalanan tidak mewakili para perempuan Afghanistan" ucap Sayed.
Advertisement