Israel Terima 3 Jet Tempur Siluman F-35 dari Amerika Serikat

Dengan hadirnya pendatang baru, Israel saat ini memiliki 30 jet F-35.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Sep 2021, 12:36 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 12:36 WIB
Jet tempur siluman F-35 besutan Amerika Serikat (AP/Lockheed Martin)
Jet tempur siluman F-35 besutan Amerika Serikat (AP/Lockheed Martin)

Liputan6.com, Tel Aviv - Angkatan Udara Israel menerima tiga jet tempur siluman F-35 baru pada Minggu (26/9) dari Amerika Serikat, kata seorang juru bicara militer Israel.

Jet, yang dikenal di Israel sebagai "Adir" yang berarti "perkasa" dalam bahasa Ibrani, mendarat di pangkalan udara Nevatim di Israel selatan.

Dikutip dari laman Xinhua, Senin (27/9/2021) nantinya, pesawat jet tempur ini akan bergabung dengan skuadron 'Lions of the South'.

Tujuannya untuk meningkatkan jajaran jet Adir guna melindungi langit Israel, kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.

Dengan pendatang baru, Israel memiliki 30 jet tempur F-35 sekarang.

Jet tersebut merupakan bagian dari akuisisi 50 F-35. Jet pertama tiba di Israel pada Desember 2016.

F-35 memiliki kemampuan canggih yang memungkinkan jet untuk menghindari ditemukan oleh radar biasa.

Sementara itu dapat membawa berbagai bom dan terbang dengan kecepatan supersonik Mach 1,6 (sekitar 1.230 mil per jam).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Joe Biden Bekukan Penjualan Jet Tempur F-35

F-35 Lightning II
Jet tempur F-35 Lightning II buatan Amerika Serikat. (AFP/Jack Guez)

Pada awal tahun 2021, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membekukan sementara penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA). Selain UEA, AS juga membekukan penjualan amunisi ke Arab Saudi.

Pemerintahan Biden telah mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri dukungan untuk serangan yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang didukung UEA di Yaman - yang tengah menghadapi bencana kemanusiaan.

Dilansir AFP, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pemerintahan "untuk sementara menghentikan penjualan sejumlah alat pertahanan sambil menunggu tinjauan kepemimpinan baru."

"Ini adalah tindakan administratif rutin yang khas untuk hampir semua transisi, dan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap transparansi dan pemerintahan yang baik," kata juru bicara itu.

Langkah ini juga ditujukan untuk "memastikan penjualan senjata AS memenuhi tujuan strategis kami untuk membangun mitra keamanan yang lebih kuat, dapat dioperasikan, dan lebih baik."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya