Liputan6.com, Beirut - Ratusan warga Lebanon, termasuk keluarga korban yang tewas dalam ledakan mematikan di pelabuhan Beirut tahun lalu, berdemonstrasi pada Rabu (29/9) menentang penangguhan penyelidikan atas ledakan tersebut.
Dikutip dari laman Xinhua, Kamis (30/9/2021) keluarga para korban berkumpul di dekat Pengadilan di Beirut melakukan demo.
Baca Juga
Tak hanya itu, aksi mereka dilakukan sambil memegang potret kerabat mereka yang hilang dengan slogan-slogan yang meneriakkan keadilan.
Advertisement
Tarek Bitar, hakim yang memimpin penyelidikan ledakan Beirut, memutuskan pada Senin (27/9) untuk menangguhkan penyelidikan atas ledakan tersebut.
Menyusul gugatan yang diluncurkan oleh mantan Menteri Dalam Negeri Nouhad Machnouk yang akan diinterogasi minggu ini, mempertanyakan "ketidakberpihakan" Bitar.
Gugatan ini membuat penyidikan dihentikan hingga hakim dapat mengeluarkan putusan, yang merupakan strategi yang sebelumnya digunakan untuk mencopot pendahulu Bitar.
Pelabuhan Beirut diguncang oleh dua ledakan besar pada 4 Agustus 2020, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya saat menghancurkan sebagian Kota Beirut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setahun Kejadian
Tepat pada 4 Agustus 2021, satu ledakan dahsyat di pelabuhan di Beirut, Lebanon diperingati. Video-video beredar di media sosial yang merekam gumpalan asap di pelabuhan.
Kala itu, ledakan ini jadi pemberitaan dunia. Pasalnya, warga yang semula melakukan aktivitas seperti bisa mendengar dentaman diiringi asap kemerahan. Sekejap kemudian, ledakan dengan intensitas yang lebih besar terjadi.
Awan jamur dengan cepat menyapu area ledakan, kemudian menampilkan asap berwarna merah yang menjulang tinggi. Ribuan orang terluka dan lebih dari 200 nyawa melayang.
Ketahuan bahwa ledakan berasal dari amonium nitrat yang selama enam tahun tersimpan di gudang pelabuhan.Â
Advertisement