Anak Afghanistan Kelaparan, Uzbekistan Kirim Bantuan Makanan

Situasi ekonomi dan politik di Afghanistan belum stabil. Anak-anak jadi korban.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Okt 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2021, 11:00 WIB
Gizi Buruk Ancam Anak-anak di Afghanistan
Sofia menggendong bayinya, Abdul (2 bulan), saat menjalani perawatan di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Anak Indira Gandhi di Kabul, Selasa (5/10/2021). Petugas kesehatan di rumah sakit itu berlari mondar-mandir merawat bayi prematur dan yang lainnya menderita kekurangan gizi parah. (AP/Felipe Dana)

Liputan6.com, Kabul - Delegasi dari Uzbekistan datang ke Afghanistan untuk mengirimkan bantuan. Ini adalah kedatangan pejabat tinggi negara yang pertama kali sejak Taliban berkuasa. 

Menteri Luar Negeri Abdulaziz Kamilov memimpin delegasi ke Afghanistan. Ia bertemu sejumlah pejabat tinggi Afghanistan, termasuk Wakil Kepala Pemerintahan Sementara untuk Urusan Politik, Mulla Abdul Kabir.

Menurut keterangan Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta, ditulis Sabtu (9/10/2021), bantuan yang diberikan oleh Uzbekistan termasuk makanan. Afghanistan juga memastikan daerah perbatasan kedua negara akan kondusif agar penyaluran bantuan bisa lancar.

Bantuan makanan itu disebut untuk mencegah bencana pangan skala besar di Afghanistan. Selain bantuan, kedua negara membahas proyek-proyek potensial di bidang energi dan transportasi.

Usai pergantian kekuasaan, kondisi politik dan ekonomi di Afghanistan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Harga pangan dilaporkan naik, dan UNICEF cemas jutaan anak terancam malnutrisi. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ancaman Malnustrisi

Gizi Buruk Ancam Anak-anak di Afghanistan
Seorang perempuan menggendong salah satu dari dua bayinya di bangsal gizi buruk Rumah Sakit Anak Indira Gandhi di Kabul, Selasa (5/10/2021). UNICEF menyebut hampir dua juta anak-anak Afghanistan berisiko kekurangan gizi karena kemiskinan akut di tengah lonjakan harga bahan makanan. (AP/Felipe Dana)

Kondisi ekonomi di Afghanistan belum stabil. Sejak Taliban berkuasa, harga makanan naik tajam.

Badan PBB mengumumkan bahwa bahaya malnutrisi di Afghanistan bisa berdampak ke sekitar sejuta anak. Padahal, sebelum ini lebih dari 1,5 juta anak sudah mengalami malnutrisi.

"Sekitar 14 juta orang di Afghanistan mengalami kesulitan makanan hari ini, 3,5 juta di antaranya adalah anak-anak, yang kami perkirakan mengalami malnutrisi akut ada sekitar 1 juta orang," ujar Salam Al-Janabi, spesialis komunikasi UNICEF di Afghanistan, seperti dikutip dari Tolo News, Senin (4/10).

Menurut Salam, UNICEF dan World Food Programmed (WFP) telah bekerja sekuat mungkin selama dua bulan terakhir. Mereka berhasil menolong 40 ribu anak.

"Sekitar 40 ribu anak-anak disediakan dengan pengobaan untuk malnutrisi akut yang parah," ujar Salam. 

Pejabat di RS Anak Indira Gandhi berkata banyak tempat perawatan malnutrisi telah tutup, sebab fasilitas-fasilitas kesehatan Afghanistan sedang menghadapi kekurangan suplai medis.

Dr. Farid Andishmand telah mendengarkan suara masyarakat yang kesulitan mencari makan.

"Apa yang orang-orang bilang adalah mereka tidak bisa mendapatkan bahkan satu porsi makanan sehari, dan kekurangan makanan yang baik dan sehat menyebabkan malnutrisi," ujarnya.

"Jika ini terus-terusan begini, negara ini akan mengalami krisis kesehatan," ujarnya.

Kepala RS Anak Indira Gandhi, Mohammad Latif Bahir, juga khawatir karena bantuan internasional menurun. Ia pun berharap aliran bantuan dilanjutkan.

"Kami ingin negara-negara di dunia melanjutkan donasi mereka," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya