Liputan6.com, Jakarta - Orang dewasa dengan epilepsi dan memiliki gangguan jiwa memiliki komorbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
Dilansir Neurology Advisor, Sabtu (16/10/2021), studi awal telah menunjukkan bahwa pasien dengan dua kondisi itu mungkin memiliki risiko kematian yang lebih besar.
Sedangkan, penelitian lain menunjukkan peningkatan gejala neuropsikiatri berkaitan dengan peningkatan resistensi terhadap obat anti-epilepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kematian pada pasien yang memiliki epilepsi dan gangguan jiwa yang terjadi bersamaan.
Advertisement
Para peneliti secara retrospektif meninjau catatan masuk pasien dengan gangguan kejang yang tidak terkontrol atau epilepsi, sulit dikendalikan dengan menjalani video-electroencephalography (VEM) di 3 rumah sakit di Melbourne, Australia dari tahun 1995 hingga 2015. Masing-masing pasien menjalani 1 hingga 3 minggu VEM berkelanjutan dan neuroimaging dengan 1.5T/3.0T Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Pasien dinilai untuk diagnosis psikiatri dan epilepsi. Para peneliti memasukkan pasien dewasa (n = 1805) yang menerima diagnosis epilepsi formal dalam penelitian ini.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meningkatkan Risiko Kematian
Dalam studi tersebut, kematian pasien dengan epilepsi melebihi kematian populasi umum, terlepas dari terjadinya riwayat seumur hidup gangguan kejiwaan. Setelah penyesuaian untuk usia dan jenis kelamin, kematian lebih tinggi pada pasien dengan epilepsi yang memiliki gangguan kejiwaan komorbiditas 52%, dibandingkan dengan pasien yang hanya memiliki epilepsi.
Dalam analisis pasien dengan jenis dan sindrom epilepsi yang diketahui, para peneliti menemukan, setelah mereka menyesuaikan dengan jenis dan lesi dari epilepsi, kematian lebih tinggi pada orang dengan epilepsi yang memiliki gangguan kejiwaan komorbiditas dibandingkan dengan mereka yang tidak. Pasien yang hanya memiliki 1 komorbiditas gangguan psikiatri, tidak memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki beberapa komorbiditas psikiatri.
Penyakit sistem saraf, neoplasma, dan penyebab eksternal lain adalah penyebab kematian paling umum. Dalam laporan penelitian, pasien dengan riwayat gangguan jiwa, dapat mendadak epilepsi.
Tercatat ada 5 kasus bunuh diri yang dikonfirmasi dan 1 kasus bunuh diri potensial di antara orang dengan epilepsi dan gangguan jiwa, dibandingkan dengan 2 kasus bunuh diri yang dikonfirmasi pada orang dengan epilepsi saja. Sehingga, para peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini menemukan dengan adanya gangguan kejiwaan komorbiditas pada pasien epilepsi dewasa, dapat berkaitan dengan peningkatan semua penyebab kematian.
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement