Asyik, Mahasiswa Internasional Boleh Masuk Queensland Tahun 2022

Negara bagian Queensland siap menyambut mahasiswa internasional di 2022.

diperbarui 28 Okt 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 09:00 WIB
Lampu di jembatan Story Bridge Brisbane berwarna merah putih pada malam 17 Agustus 2020. (Facebook, Agustinus Jogiono)
Lampu di jembatan Story Bridge Brisbane berwarna merah putih pada malam 17 Agustus 2020. (Facebook, Agustinus Jogiono)

, Brisbane - Negara bagian Queensland di Australia memberikan kabar gembira bagi para mahasiswa internasional. Pada 2022, daerah ini akan mulai buka pintu, sehingga mahasiswa asing tak perlu belajar dari negaranya masing-masing karena pandemi COVID-19.

Berdasarkan laporan ABC Australia, Rabu (27/10/2021), mahasiswa internasional yang datang nantinya harus menjalani karantina selama dua minggu di fasilitas Wellcamp, di luar kawasan Toowoomba.

Pengumuman dari Australia tersebut disambut dengan gembira, seperti keluarga Machiach di Papua Nugini. Mereka berharap putra mereka, Aryan, akan bisa kembali ke Brisbane tahun depan untuk belajar kedokteran.

"Sudah ada harapan, tapi kita masih harus menunggu kenyataannya," kata Nix Machiah, ibu Aryan.

Keluarga Machiach sebelumnya sudah mengajukan permintaan agar Aryan bisa kembali ke Australia.

Tapi permintaan mereka ditolak sebanyak empat kali, sampai mereka sempat mencari cara lain. 

"Semoga apa yang kami alami sekeluarga selama 18 bulan terakhir tidak akan terjadi lagi," kata Nix.Masalah lain yang dihadapi Aryan saat ini adalah terbatasnya akses vaksin untuk kelompok usianya di Papua Nugini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Komentar Rektor Universitas Queensland

Hadapi Varian Delta COVID-19, Kota Brisbane Lockdown
Sebuah jalan terlihat di kawasan pusat bisnis Brisbane, Australia (30/6/2021). Brisbane menjadi kota besar Australia keempat yang diperintahkan di-lockdown karena kekhawatiran akan penyebaran COVID-19. (AFP/Patrick Hamilton)

Dari kalangan universitas, Rektor University of Queensland, Profesor Deborah Terry, mengatakan mereka senang bisa menerima kembali mahasiswa internasional.

"Kami tentu saja memantau dengan dekat minat terhadap studi yang kami tawarkan. Pendidikan tinggi di Australia memiliki reputasi bagus di dunia internasional dan kami tetap melihat minat yang tinggi untuk mendaftar," katanya,

"Jumlah pendaftar sejauh ini tidak berkurang dan saya rasa ini adalah berita baik."

Rektor Queensland University of Technology (QUT), Profesor Margaret Sheil, mengatakan diperbolehkannya kembali mahasiswa internasional sangatlah berarti. 

"Banyak dari mahasiswa kembali ke negara masing-masing dan sudah dua tahun tidak bisa kembali ke sini," katanya.

"Mereka tetap menjadi mahasiswa, mereka tetap mengikuti kelas yang kami sediakan, jadi ini menjadi pesan penting bahwa mereka bisa kembali lagi," katanya.Pengumuman diperbolehkannya kembali mahasiswa internasional ke Queensland disampaikan Menteri Pariwisata Queensland, Stirling Hinchcliffe, di sidang parlemen negara bagian, Selasa kemarin (26/10).

Disebutkan mereka yang bisa kembali ke Australia adalah yang sudah mendapat dua dosis vaksinasi dan mereka yang bekerja di bidang kesehatan atau medis mendapat prioritas.

Para mahasiswa internasional nantinya akan mendarat di Bandara Brisbane, kemudian dibawa dengan bus ke fasilitas karantina Wellcamp.

Sistem Karantina

Hadapi Varian Delta COVID-19, Kota Brisbane Lockdown
Bus berjalan di sepanjang jalan di Brisbane, Australia (30/6/2021). Kota itu menjadi sunyi karena dari penguncian dengan Australia memerangi wabah varian Delta yang sangat menular dari Covid-19. (AFP/Patrick Hamilton)

Angelica Jolly yang memiliki restoran Alchemy di kawasan pusat kota Brisbane menyambut baik pengumuman diperbolehkannya kembali mahasiswa internasional. 

Tapi ia mengatakan mahasiswa sebenarnya dibutuhkan sebagai tenaga kerja di sektor layanan dan jasa sebelum Natal.

Angelica mengaku jika bisnisnya mengandalkan sekitar 70 persen tenaga kerjanya kepada mahasiswa internasional.

"Kami selalu mengatakan seseorang dari luar negeri memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar apa yang terjadi di luar sana, ketimbang kita yang pergi ke sana. Jadi kita mendapat pengetahuan dan kedatangan mereka ke Australia," ujarnya. 

Pengamat masalah pendidikan dari Mitchell Institute, Peter Hurley, mengatakan jumlah mahasiswa internasional sudah turun sekitar 50 persen, yang sebagian besar masih berada di luar negeri. 

Professor Margaret Sheil Rektor QUT mengatakan sebelum pandemi COVID-19, sektor pendidikan tinggi di Queensland sebelumnya mengalami pertumbuhan mahasiswa yang besar dan menurutnya ini mungkin tak akan terjadi lagi.

Tapi Peter mengatakan sektor ini mungkin akan pulih kembali, hanya saja Queensland bisa kalah bersaing dengan dua negara bagian lain di Australia, jika masih menerapkan sistem karantina bagi mahasiswa internasional.

"Saya kira Queensland berada dalam posisi yang sama dengan New South Wales dan Victoria, tapi saya tidak yakin NSW dan Victoria akan meminta mahasiswa internasional melakukan karantina selama dua minggu," katanya.

Infografis COVID-19:

Infografis 6 Strategi Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 6 Strategi Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya