13 November 2021: 252 Juta Kasus COVID-19, Belanda Lockdown Lagi

Angka kematian akibat COVID-19 tak meningkat, tetapi ada negara seperti Belanda yang memilih lockdown lagi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Nov 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 13:00 WIB
Belanda Kembali Wajibkan Penggunaan Masker
Orang-orang dengan masker berjalan di Stasiun Pusat Amsterdam, Belanda, Rabu (3/11/2021). Belanda kembali menerapkan tindakan pembatasan virus corona, termasuk kewajiban memakai masker di berbagai ruang publik menyusul lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir. (Ramon van Flymen/ANP/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Total kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 252,4 juta berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (13/11/2021). Angka kematian tercatat 5 juta dan 7,4 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disalurkan.

Bila melihat daftar kasus mingguan, ada pertanda kasus COVID-19 mulai naik lagi dibanding awal Oktober 2021. Namun, tren angka kematian terpantau menurun sejak Agustus 2021.

Hal lain yang perlu dicatat adalah keputusan negara Eropa untuk kembali lockdown. Sejauh ini, Belanda dan Austria mengambil langkah tegas tersebut.

Austria melaksanakan lockdown regional pada Senin mendatang. Aturan ini khusus untuk orang-orang yang ogah divaksin, sehingga mobilitas mereka dibatasi.

Lockdown di Belanda lebih tegas lagi. Bisnis-bisnis diminta kembali tutup lebih awal dan Work From Home (WFH) diminta kembali dilakukan. Lockdown ini berjalan selama tiga pekan.

Berdasarkan data Johns Hopkins, ada 217 ribu kasus virus corona di Belanda dalam 28 hari terakhir. Totalnya, ada 2,3 juta kasus di negara tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Masih Belum Aman

Lacak Penyebaran Covid-19 dengan Tes Swab PCR Drive Thru
Tenaga kesehatan bersiap mengambil sampel lendir untuk tes usap PCR drive thru di halaman Rumah Sakit Pertamina Jakarta (RSPJ), Rabu (6/1/2021). Kegiatan tes usap drive thru di RSPJ digelar setiap hari mulai pukul 08.00 WIB- 16.00 WIB dengan tarif Rp900 ribu per orang. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih ada di Indonesia. Untuk itu masyarakat diminta terus waspada terhadap virus tersebut.

"Artinya Badan Kesehatan Dunia belum mencabut kondisi pandemi di seluruh dunia. Ancaman COVID-19 ini masih hadir walaupun beberapa negara, termasuk Indonesia, angka kasusnya sudah bisa dikatakan melandai, sudah dapat mengendalikan penyebaran kasus," kata Laura di Jakarta, Jumat (12/11/2021). 

Menurutnya, kondisi Indonesia saat ini masih belum bisa dikatakan aman, kendati kasus sudah melandai. "Yang diperlukan adalah kewaspadaan walaupun kasusnya juga bisa dikatakan sudah enggak banyak, tapi kewaspadaan itu harus terus dilakukan," ujar Laura dikutip dari Antara.

Menjelang akhir tahun, dia pun berpesan agar masyarakat tidak menyepelekan virus Corona sebab merasa kondisi saat ini sudah aman.

"Saya rasa masyarakat perlu terus menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Selain itu, dia menilai pemerintah perlu memperketat pintu-pintu masuk ke Tanah Air karena ada sejumlah varian baru COVID-19 yang ditemukan di luar negeri.

"Yang dikhawatirkan akan muncul atau meningkat kasusnya ketika ada kasus impor," jelasnya. 


Infografis COVID-19:

Infografis Jurus Lolos Malapetaka Covid-19 Akibat Kerumunan
Infografis Jurus Lolos Malapetaka Covid-19 Akibat Kerumunan (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya