Liputan6.com, Washington, DC - Omicron, varian baru dari COVID-19 diprediksi bukanlah yang terakhir.
Gara-gara varian Omicron ini, berbagai negara kini tengah memperketat prokes.Â
Pemimpin National Insitute of Health (NIH), Dr. Francis Collins, sudah membuka kemungkinan adanya varian baru lainnya dari COVID-19.Â
Advertisement
Baca Juga
"Tentunya mungkin ini bukanlah varian emerging terakhir yang akan menarik banyak perhatian dan kekhawatiran," ujar Dr. Collins kepada NBC, dikutip Senin (6/12/2021).
"Yang satu ini memiliki jumlah mutasi yang lebih besar yang kita lihat sejauh ini. Omicron dengan 50 mutasi dibandingkan virus Wuhan yang asli," lanjutnya.Â
Dr. Collins berkata mutasi seperti ini dapat terus terjadi jika masyarakat tidak memiliki imun yang memadai.Â
"Kita perlu memakai alfabet-alfabet lainnya di alfabet Yunani," ujar Dr. Collins.Â
Setelah Omicron, ada pi, rho, sigma, tau, upsilon, phi, chi, psi, dan omega. WHO melewatkan alfabet nu dan xi.
Menurut laporan The New York Times, WHO melewatkan nama varian Xi karena mirip nama dari Tionghoa.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rekomendasi NIH dan CDC
Dr. Collins memberikan rekomendasi agar warga segeravaksin COVID-19, serta mengikuti protokol kesehatan.Â
Bermasker juga dianggap penting saat melakukan perjalanan, baik itu jalur udara atau darat.Â
Direktur CDC, Rochelle Walensky memberikan rekomendasi serupa.
"Mulai dari booster hingga strategi-strategi pencegahan yang kita tahu berfungsi: memakai masker dan jaga jarak fisik," ujar Dr. Walensky.
"Ini adalah metode-metode yang berfungsi untuk mencegah pencegahan COVID-19, tak masalah apa variannya," lanjutnya.
Advertisement