WHO Ajak Warga Dunia Akhiri Pandemi COVID-19 pada 2022

WHO mencatat bahwa varian baru ini tidak lebih parah daripada Delta, tetapi mungkin lebih menular dan resisten terhadap vaksin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Des 2021, 19:47 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 20:10 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengajak seluruh masyarakat dunia untuk bersama-sama mengakhiri pandemi COVID-19 dalam satu tahun ke depan di 2022.

"2022 harus menjadi tahun kita mengakhiri pandemi," kata Tedros, dikutip dari laman Xinhua, Selasa (21/12/2021).

Dengan perayaan yang datang pada akhir tahun, "kita semua ingin kembali normal," ujar Tedros. WHO juga menambahkan bahwa "kita perlu melindungi diri sendiri."

Lebih baik membatalkan acara sekarang dan merayakannya nanti daripada merayakan sekarang dan berduka nanti, katanya.

Sejak Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, kini varian ini ditemukan di lusinan negara.

WHO mencatat bahwa varian baru ini tidak lebih parah daripada Delta, tetapi mungkin lebih menular dan resisten terhadap vaksin. Mengenai ketidakadilan dalam akses ke vaksin, Tedros mengatakan, "jika kita ingin mengakhiri pandemi di tahun mendatang, kita harus mengakhiri ketidakadilan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


WHO: Penyebaran COVID-19 Varian Omicron Lebih Cepat dari Delta

WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena virus tersebut telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Virus Corona yang tengah jadi perhatian dunia saat ini yakni Varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta, dan menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari penyakit COVID-19, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin 20 Desember 2021.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menambahkan bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan dari yang sebelumnya. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia.

Dengan jumlah yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan," kata Soumya Swaminathan kepada wartawan yang berbasis di Jenewa.

Varian baru COVID-19 ini berhasil menghindari beberapa respons imun, katanya, yang berarti bahwa program booster yang diluncurkan di banyak negara harus ditargetkan pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.

"Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan tersebut.

"Dan kemungkinan besar orang yang divaksinasi atau pulih dari COVID-19 dapat terinfeksi atau terinfeksi ulang," kata Tedros.

 


Infografis Perang Global Melawan Corona

Infografis Perang Global Melawan Corona
Infografis Perang Global Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya