Liputan6.com, Ouagadougou - 41 orang dilaporkan tewas dalam penyergapan yang dilakukan oleh teroris bersenjata terhadap kelompok pejuang sipil dari the homeland defense volunteers (VDP), di Provinsi Lorum utara Burkina Faso.
Insiden mengerikan tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara pemerintah Alkassoum Maiga dalam sebuah pernyataan, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (27/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
Menurut sumber yang sama, identifikasi para korban masih dilakukan oleh gendarmerie nasional.
Pemerintah mengutuk keras kebiadaban ini, dan presiden telah menetapkan berkabung nasional 48 jam pada hari Minggu dan Senin.
Keamanan di Burkina Faso telah memburuk sejak 2015, dengan serangan teroris telah menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Kekerasan juga telah membuat lebih dari satu juta orang mengungsi di negara Afrika Barat itu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Insiden Penyerangan Terpisah
Sebelumnya, pada Agustus tahun ini kelompok pemberontak juga telah membunuh puluhan orang di Burkina Faso utara, saat kekerasan meningkat lagi di wilayah Sahel Afrika Barat.
Dalam serangan di dekat kota utara Arbinda pada Rabu (18/8), pemberontak menewaskan sedikitnya 47 orang, termasuk 30 warga sipil, 14 tentara dan tiga milisi pro-pemerintah, media pemerintah melaporkan.
Melansir Al Jazeera, media pemerintah melaporkan bahwa pasukan pemerintah membunuh 16 pemberontak sementara sumber keamanan menyebutkan jumlahnya 58.
Pelaku serangan yang terkait dengan Al-Qaeda dan ISIL secara teratur melakukan serangan di Burkina Faso dan negara tetangga Mali dan Niger, menewaskan ratusan warga sipil pada tahun ini saja.
Kekerasan di Sahel, daerah semi-kering di bawah Gurun Sahara, terus meningkat meskipun kehadiran ribuan pasukan PBB, regional, Barat dan upaya oleh beberapa pemerintah untuk bernegosiasi dengan kelompok pemberontak.
Kelompok bersenjata membunuh sedikitnya 12 tentara pekan lalu di barat laut Burkina Faso, serta 30 warga sipil, tentara dan milisi pro-pemerintah beberapa hari sebelumnya.
Advertisement